Kini, Yusko kembali memprediksi kabar buruk. Menurut dia, saat ini pandangan akan ekonomi dan kondisi pasar tidak cerah. Pencabutan sanksi atas Iran dan keengganan Arab Saudi untuk mengurangi produksi minyak menjadi faktor berlanjutnya harga energi yang anjlok.
"Harga minyak tidak mempunyai peluang melonjak atau naik. Itu tidak akan terjadi," kata Yusko dalam konferensi ETF di Hollywood, Florida, AS.
Yusko juga mengatakan, resesi pasti akan terjadi layaknya matahari terbit. Namun, ia tidak menyatakan, ekonomi utama dunia manakah yang pertama akan mengalami resesi.
Menurut dia, antara AS dan Eropa yang akan jatuh dalam gejolak resesi pada tahun 2016. Ia pesimistis terhadap outlook ekonomi AS yang mengindikasikan penurunan laba korporasi dan kontraksi sektor manufaktur, yang memberi sinyal pelambatan lebih besar.
Meski demikian, Yusko melihat ada kesempatan bagi investor di pasar Jepang. Bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ) dapat melanjutkan kebijakan pelonggarannya, mendorong yen melemah secara dramatis, dan pasar saham pun lebih tinggi.
"Nilai tukar dollar dapat meningkat menjadi 135 yen dari 118 yen. Ini akan mendorong bisnis dan meningkatkan indeks Nikkei sebesar 225 poin menjadi 21.000 dari di bawah 17.000 saat ini," ujar Yusko.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.