Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalteng Kembangkan Padi Dengan Pupuk Organik dari Limbah Jamu.

Kompas.com - 02/02/2016, 20:48 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Pemkab Katingan dan Pemkab Pulang Pisau, Kalimantan Tengah akan mengembangkan budidaya tanaman jahe merah, singkong dan pajale (padi, jagung, dan kedelai) sebagai komoditas utama untuk mendukung program nawacita dibidang kemandirian pangan Presiden Joko Widodo.

Budidaya komoditas utama tanaman jahe merah, singkong dan pajale tersebut rencananya akan menggunakan pupuk bio-organik yang diproduksi oleh PT Sido Muncul Pupuk Nasional (PT SMPN). "Kami harapkan, potensi Kalimantan Tengah di bidang pertanian majemuk termasuk perkebunan, dapat menghasilkan hasil tanaman berkualitas dan berdampak positif bagi perekonomian daerah," kata Bupati Katingan Ahmad Yatenglie di PT SMPN di Ungaran, Selasa (2/2/2016).

Kesepahaman dalam program pertanian majemuk organik tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara PT SMPN dengan Bupati Katingan, Ahmad Yatenglie, Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo, serta Rektor Universitas Muhamadiyah Palangkaraya Bulkani.

General Manager PT SMPN, Dian Risdianto mengatakan, bentuk kerja sama yang akan diberikan pihaknya cenderung pada bimbingan budidaya. Budidaya yang dimaksud, meliputi pemilihan benih, penggunaan jenis pupuk bio organik, hingga memfasilitasi para petani di Kalimantan Tengah untuk mendapatkan pinjaman modal dari perbankan daerah.

"Selain memberikan bimbingan budidaya, kami juga memasilitasi penjualan hasil panennya," kata Dian. Pemkab Katingan maupun Pemkab Pulang Pisau, kata Dian, sudah menggarap lahan percobaan untuk tanaman padi, singkong, dan jahe menggunakan pupuk bio organik produksi PT SMPN.

Hasil ujicoba yang dilakukan pada tanaman padi, dari panen awal 4 ton/hektare meningkat menjadi 8,7 ton/hektare. "Kemarin sudah ujicoba pada 120 hektare lahan, dan dalam waktu dekat masing-masing kabupaten akan ditingkatkan menjadi 5.000 hektare," paparnya.

Sementara itu Direktur PT. SMPN, David Hidayat mengatakan, pihaknya adalah perusahaan pertama di Indonesia dan di dunia yang menjadi pelopor produksi pupuk bio-organik berbahan baku hasil samping produk jamu melalui rekayasa bio-teknologi.

Pupuk produksi PT SMPN telah diekspor ke Amerika, Eropa, termasuk Rusia. "Suatu kehormatan jika akhirnya kami diapresiasi oleh anak bangsa sendiri," ujar David. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com