Setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pada pukul 03.02 WITA, pesawat dengan maskapai Lion Air itu dipaksa kembali menuju landasan awal.
Sepanjang hari lalu pula banyak kabar berseliweran mengenai penyebab gagalnya Lion Air terbang ke China, dalam berbagai versi.
Dari internal Lion Air, setidaknya ada dua versi bernada klarifikasi. Pertama, Direktur Operasional Lion Air, Daniel Putut kepada wartakota.tribunnews.com, Selasa (9/2/2016) menyebutkan pesawat Lion Air ditolak melintasi wilayah udara Hongkong karena kesalahan satuan waktu.
“Jadi masalahnya, kami masih pakai satuan local time, sementara bandara disana sudah pakai satuan Coordinated Universal Time (UTC),” kata Daniel.
Kedua, Public Relations Manager Lion Air Group Andy M Saladin kepada salah satu media nasional, di hari yang sama memberikan penjelasan, pesawat jenis Boeing tipe B-744 itu harus kembali ke Denpasar lantaran ada badai di rute yang dilalui antara Denpasar-China. Rute ini tidak melalui Hongkong.
Saat ditemui Kompas.com dan beberapa media di Bandara Ngurah Rai, Selasa malam, Andy enggan dikonfirmasi.
Sampai akhirnya Direktur Umum Lion Air Edward Sirait pun bersedia memberikan penjelasan. Penjelasan Edward ternyata berbeda dengan keterangan yang sudah tersebar.
Menurut dia, pesawat Lion Air JT 2633 tersebut bukan ditolak oleh otoritas Hongkong, melainkan Taiwan.
Edward mengatakan, semula pihak Lion Air mengajukan penerbangan lintas (overflying) Hongkong untuk tujuan China. Akan tetapi, pihak China justru menyarankan agar Lion Air melintasi Taiwan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.