Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Amunisi" biar Usaha Tak Putus di Tengah Jalan

Kompas.com - 15/02/2016, 16:23 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com
– Sudah satu bulan ini usaha sepi pelanggan. Tak ada uang mengalir masuk kas. Sementara itu, tagihan listrik dan air tetap harus dibayar.

Belum lagi gaji karyawan, yang tak bisa terlambat. Kepala pusing bukan kepalang, modal terus tergerus untuk keperluan operasional. Ah, begini rasanya nasib jadi pengusaha...

Siapkah Anda menghadapi masa-masa sulit membangun usaha seperti itu? Banyak orang tak menyadari asam garam harus ditempuh seorang pengusaha sebelum ia meraup kesuksesan.

Di benak kebanyakan orang, pengusaha dibayangkan selalu nyaman. Yang terlihat, para pengusaha tak terikat waktu kerja dan tidak perlu bertanggung jawab pada atasan karena bosnya, ya, memang dia sendiri.

Namun, benarkah sesederhana itu? Menurut Small Business Association (SBA), sekitar 30 persen bisnis baru terpaksa tutup buku dua tahun setelah dibuka, 50 persennya pada lima tahun pertama, dan 66 persen hanya bertahan 10 tahun. Bisnis yang mantap berjalan hingga lebih dari 15 tahun cuma sekitar 25 persen. (Baca: 6 Alasan Bisnis Baru Anda Gagal)

Meski begitu, jangan dulu berkecil hati. Rentetan data di atas justru harus jadi motivasi bahwa usaha Anda bisa berada pada kategori 25 persen yang sukses. Bagaimana caranya?

Siap-siap…

Menjadi entrepeneur berarti Anda harus rela berperan sebagai bos sekaligus karyawan bagi diri sendiri. Jadi, alokasi waktu pun tidak main-main. Anda wajib siap siaga 24 jam selama tujuh hari, terlebih jika Anda masih dalam tahap merintis usaha.

Maksudnya, bukan berarti Anda harus bekerja terus-menerus tanpa istirahat. Namun, demi kelancaran bisnis, Anda harus merelakan waktu libur atau jam-jam istirahat untuk melayani pelanggan atau menangani urusan terkait usaha.

Bisnis kue kering, misalnya, akan banjir order menjelang Lebaran. Artinya, saat kebanyakan orang mulai bersiap cuti, Anda malah harus lembur bersama karyawan. Atau, usaha tour and travel biasanya ramai pada akhir pekan atau musim liburan sehingga Anda mau tak mau perlu mengorbankan hari libur pribadi.

Belum lagi, pelanggan atau investor tak selalu membuka tangan lebar-lebar untuk usaha Anda. Beragam bentuk penolakan bisa jadi makanan sehari-hari, usaha pun tak selalu berjalan mulus. Punya mental baja untuk selalu bangkit ketika menghadapi tantangan adalah mutlak, kalau mau sukses jadi pengusaha.

Jeli dan uji

Sah-sah saja mengikuti tren bisnis terkini sebagai patokan memulai usaha. Namun, apakah tren itu cocok dengan kemampuan kita? Sebaiknya bisnis disesuaikan dengan bidang yang dikuasai, kalau perlu jadilah pelopor tren bisnis.

Pada tahap ini perlu kejelian untuk mempertemukan kebutuhan dan selera masyarakat dengan kemampuan diri. Lalu, jangan sampai juga karyawan lebih menguasai produk dan operasional bisnis ketimbang si empunya. Jika dia hengkang, bisa jadi usaha yang susah payah dibangun malah merosot tajam.

Selain itu, sebaiknya uji dulu produk di "pasar" kecil. Bisa jadi, sate ayam bumbu kacang racikan Anda selalu ludes setiap acara santap bersama keluarga, misalnya. Itu bukan berarti ketika diangkat menjadi produk komersial, sate bikinan Anda akan digemari pembeli.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com