Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Utamakan Pembangunan Papua

Kompas.com - 16/02/2016, 17:24 WIB
  

KOMPAS.com - Masyarakat menaruh perhatian kepada pemerintah untuk terus mengutamakan pembangunan di Papua. Sejauh ini, pemerintah telah mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur di Papua, baik untuk Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua hingga mencapai Rp 100 triliun.   

Selain infrastruktur, pembangunan di bidang kesehatan di Papua juga harus menjadi titik perhatian. Pandangan itu mengemuka dari Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat dan Ketua Umum  Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Nila F. Moeloek di Jakarta pada Selasa (16/2/2016). Keduanya menyampaikan pokok pikiran itu terkait penandatanganan nota kesepahaman (MoU)  Gerakan Penanggulangan Buta Katarak untuk tahun 2016.

Sido Muncul menggelar Gerakan Penanggulangan Buta Katarak sejak 15 Januari 2015. Waktu itu, Wakil Presiden Boediono meresmikan gerakan tersebut. "Tujuannya untuk membantu mengurangi jumlah penderita buta katarak di Indonesia," kata Irwan Hidayat.

Sampai dengan Selasa ini, gerakan yang bekerja sama dengan Perdami, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negera Republik Indonesia (Polri), Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, dan berbagai pihak lainnya sudah berhasil mengoperasi 45.001 mata.

Sido Muncul meneken MoU Operasi Katarak Gratis bersama Perdami untuk 12.000 mata selama 2016. Ketua Umum Perdami yang juga Menteri Kesehatan RI Nila F.Moeloek membubuhkan tandatangannya pada MoU itu.

Sementara, pada kesempatan sama Sido Muncul juga menandatangani MoU dengan TNI Angkatan Darat (AD) untuk pelaksanaan operasi 3.000 mata hingga 2016 usai. Dari pihak TNI, Asisten Teritorial Kepala Staf AD Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko yang menjadi penandatangan MoU.

Lalu, dengan RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo, MoU yang diteken adalah untuk operasi 500 mata selama 2016. Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr.dr. C.H. Soejono, Sp.PD-Kger,M.Epid, FACP yang menandatangani MoU. Seluruh MoU itu merupakan bagian dari operasi 12.000 mata tersebut.

Catatan kerja sama antara Sido Muncul dengan Perdami menunjukkan pada 2011 ada 6.000 mata yang dioperasi. Kemudian, berturut-turut, pada 2012 ada ada 12.746 mata yang  dioperasi, pada 2013 ada 13.024 mata, pada 2014 ada 8805 mata, dan pada 2015 ada 4.425 mata yang dioperasi.

Catatan itu juga menunjukkan operasi buta katarak gratis tersebut sejak 2011 hingga kini sudah dilaksanakan pada 27 provinsi, 205 kota/kabupaten di 226 rumah sakit di seluruh Indonesia.

Primus Tayangan proses operasi buta katarak. Di Indonesia, seturut catatan Kementerian Kesehatan, harus dilakukan sekitar 200.000 operasi buta katarak setiap tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com