Penurunan laba bersih tersebut terjadi karena meningkatnya biaya provisi sebagai konsekuensi dari naiknya kredit bermasalah.
Total aset Bank Permata per 31 Desember 2015 sebesar Rp 183 triliun, turun 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Posisi outstanding kredit turun 3 persen menjadi Rp 128 triliun.
Penurunan ini terjadi terutama pada segmen UKM dan pinjaman dalam mata uang asing, karena bank secara proaktif berusaha mengurangi eksposur ke sektor-sektor industri yang terkena dampak perlambatan ekonomi secara umum.
"Tahun 2015 adalah masa yang sangat sulit, karena industri perbankan harus menghadapi berbagai tantangan seperti pertumbuhan ekonomi yang melambat, penurunan tingkat konsumsi serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi makro,” kata Sandeep Jain, Direktur Keuangan Bank Permata di Jakarta Kamis (18/2/2016).
Pendapatan berbasis jasa atau Fee based income perseroan tumbuh 20 persen menjadi Rp 2,05 triliun.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan tercatat Gross dan Net masing-masing naik dari 1,70 persen dan 0,63 persen pada tahun 2014 menjadi 2,74 persen dan 1,40 persen pada tahun 2015.