Raksasa tambang itu pun memperingatkan pelemahan harga komoditas masih akan terus berlanjut. Pada periode yang sama tahun 2014, BHP Billiton melaporkan laba 5,35 miliar dollar AS.
Jatuhnya harga komoditas memangkas pendapatan BHP Billiton hingga 37 persen menjadi 15,7 miliar dollar. Akibatnya, perusahaan itu pun memangkas dividen kepada pemegang saham, dari 62 sen per lembar saham menjadi hanya 16 sen.
CEO BHP Billiton Jac Nasser menyatakan, pihaknya meyakini lemahnya harga komoditas dan tingginya volatilitas akan bertahan lama. Ia mengatakan, pemangkasan dividen kepada pemegang saham pun bukan sebuah keputusan yang mudah.
"Keputusan memotong dividen bukan keputusan yang dibuat dengan mudah, namun respon yang penuh pertimbangan terhadap perubahan pasar," kata Nasser.
Usai pengumuman kinerja perusahaan, saham BHP Billiton naik 2,7 persen menjadi 17,6 dollar AS pada perdagangan di bursa saham Sydney, Australia. Akan tetapi, selama 12 bulan terakhir, saham raksasa tambang tersebut jatuh sebanyak 47 persen.
Perusahaan tambang seperti BHP Billiton mengalami tekanan yang luar biasa lantaran perlambatan ekonomi China berdampak pada melemahnya permintaan terhadap komoditas utama, seperti bijih besi dan batu bara.
BHP Billiton pun memperkenalkan model operasional baru dengan beberapa lapisan untuk menciptakan perusahaan yang lebih kokoh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.