Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Ribut Antar-menteri, Semakin Lama Warga Maluku Nikmati Keuntungan Blok Masela

Kompas.com - 02/03/2016, 18:17 WIB
Penulis Yoga Sukmana
|
EditorAprillia Ika
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi yakin keributan sejumlah pihak, termasuk antar-menteri, terkait Blok Masela, akan merugikan masyakarat Maluku. Sebab, keputusan pengembangan lapangan gas abadi di Maluku itu bisa berlarut-larut.

"Semakin kita ribut, semakin lama masyarakat Maluku terima ini (keuntungan pengelolaan Blok Masela)," ujar Amien di Gedung MPR, Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Sedari awal, kata dia, SKK Migas sudah memiliki sikap agar pengembangan Blok Masela dilakukan secepatnya. Institusi hulu Migas itu sudah memberikan rekomendasinya kepada Menteri ESDM Sudirman Said.

Ketua Task Force Pembangunan Maluku Tenggara Barat Connie Rahakundini Bakrie mengingatkan, tugas seorang menteri adalah mencari solusi atas persoalan negeri, bukan justru ribut sendiri.

Menurut Connie, pengembangan Blok Masela tak boleh hanya dilihat sebatas proyek saja. Tetapi, hal yang paling penting yakni kemanfaatan pengembangan lapangan gas tersebut bagi masyakarat Maluku.

"Ini bukan masalah blok saja, ada orang (masyarakat) di sana, ada juga lingkungannya," kata Connie.

Offshore vs Onshore

Berdasarkan kalkulasi SKK Migas, dua opsi pengembangan Blok Masela, yakni offshore dan onshore, punya waktu pengerjaan proyek berbeda.

Menurut SKK Migas, bila plant of development (PoD) atau rencana pengembangan Blok Masela secara offshore disetujui pemerintah pada 2016 ini, maka keputusan final investasi atau final investment decision (FID) bisa dilakukan pada 2018.

"Nanti gasnya itu bisa diambil 2024. Kemudian baru dapat uang dari penjualan gas itu pada 2025," kata Amien.

Sementara apabila proyek pengembangan Blok Masela dilakukan dengan onshore, Amien percaya waktu pengerjaan proyek akan lebih lama. Sebab, kata dia, kontraktor harus kembali melakukan revisi proposal PoD.

"Kalau onshore kami pastikan kontraktor akan berpikir lagi, revisi PoD paling cepat 2019. Nanti FID-nya mundur lagi tiga tahun, operasinya 2027," ucap Amien. (Baca: Cerita Ketua SKK Migas soal Ribut Rizal Ramli Vs Sudirman Said Terkait Blok Masela)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+