Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribut Antar-Menteri Soal Blok Masela Tak Sentuh Inti Persoalan

Kompas.com - 03/03/2016, 05:04 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perdebatan antar-menteri terkait Blok Masela dinilai tidak menyentuh hal yang paling krusial dalam pengelolaan sumberdaya alam yakni soal penguasaan negara.

Selama ini, silang pendapat antara Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri ESDM Sudirman Said justru terkait teknis eksplorasi lapangan gas abadi tersebut yakni offshore ataukah onshore.

"Kalau penguasaannya tetap oleh swasta asing, ya kita enggak bisa mengendalikan. Kita nanti selalu dibodohi dengan yang namanya cost recovery (pengembalian biaya operasi)," ujar Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati, di Jakarta, Rabu (2/3/2016).

Selama ini, kata dia, ada kebiasaan dari perusahaan asing memanfaatkan cost recovery untuk mengeruk untung dari pengelolaan sumberdaya alam Indonesia.

"Nah kalau terus seperti itu (dikuasai asing) ya kita tetap enggak dapat apa-apa sekalipun misalnya nanti dikontrak pembagian hasilnya jelas," kata Enny.

Anggota Komisi VII DPR RI Iskan Lubis juga mendukung Pertamina untuk ambil bagain dalam pengelolaan Blok Masela.

"Enggak penting (pengembangan Blok Masela) laut atau darat. Lebih penting yang kelola BUMN kareba punya neraca keuangan. Kita harus perkuat BUMN, pemegang kedaulatan sumber daya migas," kata Iskan.

Saat ini, hak partisipasi Blok Masela dimiliki Inpex Masela Ltd sebagai operator sebesar 65 persen dan sisanya dimiliki Shell Corporation sebesar 35 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com