"Mereka adalah korban. Ini harus dicegah," tutur Deputi Penempatan BNP2TKI, Agusdin Subiantoro, pada di kantor BPN2TKI, Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Agusdin menjelaskan, kejadian itu bermula dari salah satu perusahaan swasta di Jakarta yang mengiming-imingi para korban untuk bekerja di Korea Selatan. Para korban tersebut dijanjikan gaji yang besar.
"Perusahan itu seolah-olah olah mempunyai kuota. Itu adalah perusahaan tipu-tipu," tutur Agusdin.
Untuk itu, BNP2TKI akan terus melakukan sosialisasi kepada para calon pekerja Indonesia yang akan bekerja di Korea Selatan. Para calon TKI sebaiknya mengikuti proses keberangkatannya melalui BPN2TKI.
"Ini untuk menghindari terjebak oleh perusahaan-perusahaan yang merugikan. Perusahaan tersebut sudah kami tangani dan akan dilanjuti," ujarnya.
Agusdin menjelaskan, untuk bisa bekerja di Negeri Ginseng itu para calon TKI harus mendaftar dan melengkapi syarat dari BNP2TKI. Hal tersebut semata untuk mendata para pekerja dan melindungi para TKI.
"Proses penempatan TKI ke Korea tidak susah karena bisa dilakukan lewat internet. Siapapun bisa mendaftar secara online," kata Agusdin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.