Murniati Mukhlisin, Rektor Institut Agama Islam Tazkia/Pendiri Sakinah Finance dan Sobat Syariah
Sekitar 13 juta orang di Inggris dinyatakan hidup di bawah garis kemiskinan. Ironis memang, negara yang masuk dalam kategori negara maju dan berpengaruh ini masih bicara soal kelaparan.
Pameo ‘yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin’ sangat nyata di Inggris, yang menurut Cooper dkk, 2010 adalah buah dari mengakarnya neoliberalisme di Inggris hasil dari kebijakan ekonomi neoliberal oleh iron lady Margaret Thatcher.
Thatcher memegang jabatan Perdana Menteri Britania Raya dari tahun 1979 hingga tahun 1990
Siapakah yang miskin itu?
Data Office for National Statistics menunjukkan bahwa seseorang masuk kategori miskin atau berpendapatan rendah jika pendapatannya kurang dari 16.000 pound per tahun atau 1.333 pound per bulan (sekitar Rp 27 juta per bulan).
Tentu saja melonjaknya kemiskinan ini tidak tiba-tiba. Krisis ekonomi Eropa baru-baru ini memberikan dampak bagi Inggris. Bebasnya masyarakat Eropa masuk ke negara ini menjadikan lowongan kerja makin kompetitif.
Tambahan, jika imigran maupun penduduk lokal tergolong kelompok pendapatan rendah maka mereka berhak mendapatkan tunjangan dari pemerintah antara lain berupa bantuan sewa rumah, tunjangan pengangguran (unemployment benefits) dan tunjangan anak-anak.
Mau tidak mau dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin lesu, pemerintah terpaksa memangkas beberapa bantuan untuk kesejahteraan rakyat.
Akibatnya keluarga pendapatan rendah kalang kabut untuk menutupi biaya hidupnya termasuk makanan sehari sehari.
Ditambah dengan gaya hidup yang makin tinggi akibat godaan konsumerisme yang makin dahsyat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.