Dalam laporan Indonesia Economic Quarterly edisi Maret 2016 yang dirilis Bank Dunia, pertumbuhan pendapatan yang lebih lemahdan terus menurunnya harga komoditas, menimbulkan risiko bagi kelangsungan investasi pemerintah.
Oleh sebab itu, peran investasi swasta sangat diperlukan bagi perbaikan ekonomi.
"Perbaikan yang lebih tangguh membutuhkan investasi swasta yang kuat dan reformasi kebijakan yang komprehensif guna memperbaiki iklim usaha," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves di Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Pada tahun 2015 lalu, investasi pemerintah pusat bertambah menjadi 42 persen. Akan tetapi, pertumbuhan investasi sektor swasta masih di bawah harapan.
Bank Dunia memaparkan beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah guna memfasilitasi investasi.
Misalnya, menurunkan syarat modal untuk perusahaan logistik, pengadaan sistem pemantauan untuk peraturan-peraturan perdagangan, dan koordinasi lembaga serta sosialisasi masyarakat yang lebih baik mengenai akses keuangan.
"Lebih banyak investasi sektor swasta diperlukan, mengingat hambatan yang dihadapi pendapatan negara akibat penurunan pendapatan minyak dan gas yang pada tahun 2015 hanya 1,2 persen dari PDB dibandingkan 3,4 persen pada 2012," ungkap Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop.
Bank Dunia juga sejumlah langkah pemerintah dalam reformasi kebijakan perpajakan, memperkuat manajemen pajak, dan berinvestasi pada sistem teknologi informasi dan manajemen data.
Akan tetapi, dampak perubahan kebijakan ini tidak akan terjadi dengan cepat.