Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Nilai Sistem Perbankan Indonesia Disfungsional

Kompas.com - 15/03/2016, 18:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XI DPR RI menyatakan, sistem perbankan Indonesia dalam kondisi disfungsional atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Menurut Anggota Komisi XI Hendrawan Supratikno, hal ini dapat terlihat dari tingkat bunga bank yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi dan marjin bunga bersih (NIM) yang lebih besar dari real interest rate atau suku bunga riil.

Menanggapi pernyataan Hendrawan tersebut, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam tidak memungkiri bahwa sistem perbankan Indonesia disfungsional.

Sebagai gambaran, kata dia, pada tahun 2014 lalu di tingkat regional ASEAN terdapat beberapa pembanding.

"Pertama, Indonesia memiliki Loan to GDP terkecil yaitu 36,5 persen, sedangkan Singapura 155,9 persen, Malaysia 123,1 persen, dan Thailand 106,2 persen," kata Asmawi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI, Selasa (15/3/2016).

Selain itu, ujar Asmawi, Indonesia juga memiliki rasio Deposit to GDP yang terkecil, yaitu 38,9 persen.

Padahal, Singapura memiliki rasio Deposit to GDP mencapai 153,4 persen, Singapura 141,1 persen, dan Thailand 95,8 persen.

Asmawi juga menuturkan, risk free rate atau suku bunga bebas risiko di Indonesia misalnya bunga Surat Utang Negara (SUN) lebih tinggi dibandingkan risk rate seperti suku bunga deposito perbankan.

Sebagai informasi, yield obligasi pemerintah Indonesia sebesar 7,78 persen, jauh lebih besar dari Singapura yang tercatat 1,09 persen, Malaysia 3,2 persen, dan Thailand 1,46 persen.

Bunga deposito di negara-negara tersebut, imbuh Asmawi, berkisar 0,05 hingga 2 persen di Singapura, 3,15 hingga 3,6 persen di Malaysia, dan 1,45 hingga 1,48 persen di Thailand.

Bunga depisito di negara-negara itu jauh lebih rendah dibandingkan bunga deposito di Indonesia yang berkisar 7,5 persen dengan tingkat inflasi 3,35 persen.

"Sejalan dengan fakta di atas, maka suku bunga perbankan Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara ASEAN," terang Asmawi.

World Bank/M Fajar Marta Perbandingan Suku Bunga Kredit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com