Salah satu sektor yang mengalami kenaikan komitmen investasi signifikan adalah manufakturing (pengolahan) yang mencapai Rp 251 triliun.
Berturut-turut setelah sektor pengolahan yaitu sektor jasa perdagangan, dan infrastruktur senilai Rp 101 triliun, serta pertanian, perikanan, dan pertambangan senilai Rp 3 triliun.
Dilihat dari orientasinya, komitmen investasi di sektor industri padat karya mencapai Rp 7,38 triliun atau naik 63 persen dalam setahun (year on year/yoy).
Sementara, komitmen investasi di industri berorientasi ekspor mencapai Rp 3,94 triliun (naik 225 persen).
Adapun komitmen investasi di industri subtitusi impor mencapai Rp 237,32 trilun (naik 6.025 persen), di industri hilirisasi sumber daya mineral mencapai Rp 4,83 trilun (naik 10 persen).
"Ini mengindikasikan paket kebijakan pemerintah terkait industri padat karya mulai direspons positif oleh investor. Sektor tekstil dalam negeri yang sempat dihantui pengurangan tenaga kerja pada tahun lalu, asosiasinya menyatakan pembentukan desk khusus investasi tekstil dan sepatu, memberikan banyak manfaat bagi mereka," kata Franky di Jakarta, Rabu (16/3/2016).
Dari seluruh sektor industri, hanya komitmen investasi di industri pariwisata dan kawasan yang mengalami penurunan 69 persen, dengan nilai Rp 10,86 triliun.
Lebih lanjut dia memaparkan, komitmen investasi pada bulan Februari 2016 untuk sektor prioritas infrastruktur mencapai Rp 78,42 triliun atau mengalami penurunan tipis 1 persen dibandingkan Februari 2015.
Sementara itu, komitmen investasi di sektor prioritas pertanian mencapai Rp 1,177 triliun, dan sektor prioritas maritim mencapai Rp 432 miliar (naik 194 persen).