Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Prediksi Inflasi Maret 2016 0,28 Persen

Kompas.com - 18/03/2016, 15:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Maret 2016 berada pada kisaran 0,28 persen.

Prediksi ini didasarkan kepada Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh bank sentral hingga minggu ketiga bulan Maret 2016.

"Maret ini sampai minggu ketiga inflasi diperkirakan 0,28 persen. Kita masih melihat ini masuk dalam kategori wajar," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo di kantornya, Jumat (18/3/2016).

Berdasarkan pantauan bank sentral, sumber inflasi pada bulan Maret 2016 ini masih dari bahan pangan seperti cabai merah, cabai keriting, dan bawang merah. Sementara itu, harga daging ayam dan telur ayam sudah memasuki kategori deflasi.

Dengan demikian, kata Agus, secara tahunan atau year on year (yoy), inflasi IHK berada pada kisaran 4,5 persen. Angka ini masih berada dalam kisaran target inflasi yang ditetapkan bank sentral, yakni 4 plus minus 1 persen.

Agus menyatakan, bank sentral menyoroti bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang akan dijelang pada beberapa bulan mendatang. Dalam periode ini, risiko kenaikan harga pangan yang dapat meningkatkan risiko inflasi akan menjadi perhatian bank sentral.

Ke depan, imbuh Agus, inflasi sepanjang tahun 2016 akan tetap berada pada kisaran 4 plus minus 1 persen. Pasalnya, bank sentral melihat administered price semakin terkendali.

"Kami tetap mewaspadai volatile food, namun koordinasi antara pemerintah, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia baik. Semoga ke depan inflasi akan semakin terjaga," jelas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Whats New
Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Whats New
Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Whats New
Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Work Smart
Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com