Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Dukung Jaringan Telekomunikasi untuk Laku Pandai Masih Lemah

Kompas.com - 22/03/2016, 18:18 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat membutuhkan dukungan jaringan telekomunikasi yang andal.

Sayangnya, diakui Kepala Departemen Pengawasan Bank 3 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat, daya dukung jaringan telekomunikasi masih lemah untuk pengembangan progam Laku Pandai, utamanya di daerah-daerah terpencil (remote area).

"Ada beberapa concern dari kita, yang terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu perlu pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi termasuk penguatan sinyal, dan teknologi informasi di remote area," kata dia di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Teguh mengatakan, sebenarnya pemerintah dan instansi terkait telah menjalin kerjasama dalam gugus tugas untuk mengembangkan TIK guna mendukung program Laku Pandai.

Kemenkominfo, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), dan telco provider bekerjasama untuk membangun infrastruktur jaringan telekomunikasi pendukung Laku Pandai antara lain Base Transceiver Station (BTS) serta jaringan serat optik.

Akan tetapi realisasi pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi pendukung Laku Pandai belum optimal.

Vice President Micro Banking Bank Mandiri (BMRI) Sumedi, mengatakan, BMRI sebagai salah satu bank yang mengimplementasikan Laku Pandai merasakan lemahnya jaringan TIK di beberapa titik.

"Telekomunikasi masih ada blind spot. Ada sinyal, tapi enggak kuat. Bahkan tidak ada sama sekali," kata Sumedi.

Lemahnya daya dukung jaringan TIK untuk program ini dikhawatirkan menyebabkan masyarakat menjadi enggan dan tidak bergairah untuk menyukseskan Laku Pandai.

Hal tersebut, terkait dengan tarif SMS yang digunakan baik oleh nasabah ataupun agen, utamanya di daerah-daerah terpencil.

Sumedi mengatakan, transaksi yang gagal pun bakal kena tarif SMS.

"Kalau bolak-balik gagal, bolak-balik dia kena charge. Jadinya males menggunakan layanan branchless banking. Nah ini perlu dipikirkan, apakah ada tarif SMS khusus," tutur Sumedi.

Saat ini, BMRI memiliki 1.400 agen Laku Pandai.

Sebelum mengimplementasikan Laku Pandai, BMRI sudah menggulirkan branchless banking dengan nama Layanan Keuangan Digital dengan produk e-money.

Saat ini jumlah agen LKD BMRI mencapai 16 juta agen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Whats New
5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

Spend Smart
PLN Bakal Terapkan Teknologi Peyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

PLN Bakal Terapkan Teknologi Peyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

Whats New
Tiket Kereta untuk Libur Akhir Tahun Baru Terjual 30 Persen, Ini Penyebabnya

Tiket Kereta untuk Libur Akhir Tahun Baru Terjual 30 Persen, Ini Penyebabnya

Whats New
Menyoal Perhubungan Darat Kemenhub sebagai Regulator Kapal Penyeberangan

Menyoal Perhubungan Darat Kemenhub sebagai Regulator Kapal Penyeberangan

Whats New
Harga Cabai Tembus di Atas Rp 100.000, Cek Harga Pangan Jakarta Hari Ini 8 Desember

Harga Cabai Tembus di Atas Rp 100.000, Cek Harga Pangan Jakarta Hari Ini 8 Desember

Whats New
Permudah ASN Berhaji dan Umrah, Bank BJB Syariah Gaet Pemkab Pandeglang

Permudah ASN Berhaji dan Umrah, Bank BJB Syariah Gaet Pemkab Pandeglang

Whats New
Pentingnya Keseimbangan dan Kebahagiaan Hidup, Shopee Hadirkan Promo Self-Care

Pentingnya Keseimbangan dan Kebahagiaan Hidup, Shopee Hadirkan Promo Self-Care

Whats New
Mayora dan Indofood Dorong Startup Pangan Berkelanjutan

Mayora dan Indofood Dorong Startup Pangan Berkelanjutan

Whats New
Akselerasi Upsus LTT Padi Nasional 2023, Kementan Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Akselerasi Upsus LTT Padi Nasional 2023, Kementan Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Whats New
Gelar Rapimnas 2023, Kadin Indonesia Fokus pada Pemilu Damai dan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Gelar Rapimnas 2023, Kadin Indonesia Fokus pada Pemilu Damai dan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Visi Indonesia Emas 2045

BrandzView
11 Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi

11 Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi

Whats New
OJK Isyaratkan Kembali Buka Pendaftaran Pinjol Baru untuk Sektor Produktif

OJK Isyaratkan Kembali Buka Pendaftaran Pinjol Baru untuk Sektor Produktif

Whats New
Usaha Rintisan, Ekspansi atau Tidak di Tahun Politik?

Usaha Rintisan, Ekspansi atau Tidak di Tahun Politik?

Whats New
Kemenhub Masih Kaji Perpanjangan Rute LRT Jabodebek sampai Bogor

Kemenhub Masih Kaji Perpanjangan Rute LRT Jabodebek sampai Bogor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com