Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Kertas Sinar Mas di Sumatra Selatan Gunakan Teknologi Biomassa

Kompas.com - 24/03/2016, 19:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

OGAN KOMERING ILIR, KOMPAS.com - Managing Director Sinar Mas G. Sulistiyanto menyatakan, pabrik kertas yang baru dibangun merupakan pabrik bubur kertas (pulp) dan kertas terbesar di dunia yang menggunakan teknologi biomassa.

Selain itu, pabrik ini juga menggunakan teknologi termutakhir. "Ini power plant yang dibangun sendiri dengan biomassa terbesar di dunia. Dengan teknologi terbaru kedua di dunia setelah negara asalnya di Eropa," kata Gandi Sulistiyanto, Kamis (24/3/2016).

Lebih lanjut, Sulistiyanto menuturkan, biomassa yang digunakan pada pabrik ini berasal dari getah kayu. Sehingga, dengan menggunakan biomassa, perusahaan dapat memangkas biaya dan beban produksi dengan cukup signifikan.

Pulp dan tisu yang diproduksi pabrik ini 95 persennya ditujukan bagi pasar ekspor. Untuk bahan baku yang digunakan seluruhnya berasal dari komponen lokal, berupa produk kayu dari konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI).

Sinar Mas juga mengembangkan upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan dengan menginvestasikan dana 20 juta dollar AS. Salah satu realisasinya adalah mendatangkan tenaga ahli dari Kanada dan Afrika Selatan yang menyediakan 400 anggota sebagai staf APP untuk pelatihan Incident Command System (ICS).

Tidak hanya itu, disediakan pula pesawat pendeteksi kebakaran dilengkapi kamera thermal imaging, helikopter water bombing, dan Eurocopter Super Puma yang mampu menampung air dengan kapasitas 4,5 ton dalam sekali penerbangan.

Dalam 5 tahun ke depan, Sinar Mas menyalurkan 10 juta dollar AS guna meningkatkan pengembangan ekonomi di 500 desa di sekitar lahan konsesi pemasok perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com