Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemegang Saham Restui Bank Permata "Rights Issue" Rp 5,5 Triliun

Kompas.com - 29/03/2016, 17:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Permata Tbk (BNLI) menyetujui rencana penawaran umum terbatas atau rights issue hingga Rp 5,5 triliun di kuartal II-2016.

Perseroan akan mengalokasikan seluruh dana yang terhimpun dari rights issue untuk membiayai peningkatan aset produktif guna mengembangkan usaha.

"Rights issue ini juga untuk mendukung Basel III nantinya," kata Direktur Utama Bank Permata Roy Arsandy di Jakarta, Selasa (29/3/2016).

Aksi korporasi ini juga akan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor. Dengan demikian, permodalan emiten dengan kode BNLI di 2016 dapat berkisar antara Rp 23 triliun hingga Rp24 triliun.

"Pada akhir 2015 CAR (rasio kecukupan modal) kami 15 persen, nanti akan menjadi sekitar 17-18 persen," ujar Roy.

Penawaran umum terbatas ini diharapkan bisa diserap oleh PT Astra International Tbk dan Standard Chartered Bank sebagai pemegang saham mayoritas.

"Harapan kami tidak ada perubahan kepemilikan dari rencana rights issue ini. Nanti, yang kecil-kecil diharapkan juga menyerap," tuturnya.

Selain itu, RUPST juga menyetujui untuk tidak membagikan dividen. Pasalnya, laba bersih perseroan merosot menjadi Rp 247,1 miliar. Dengan demikian, seluruh laba bersih dibukukan sebagai laba ditahan untuk memperkuat permodalan.

Roy menjelaskan, kinerja BNLI pada tahun 2015 dipengaruhi memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan penurunan kualitas aset. Perseroan harus membentuk biaya provisi yang tinggi sehingga menyebabkan turunnya laba bersih tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com