JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Saleh Husin menyampaikan, secara nasional penurunan harga energi kecil dampaknya terhadap penurunan harga barang-barang industri manufaktur.
Memang, kata Saleh, ada beberapa industri yang sangat tergantung pada listrik maupun bahan bakar minyak (BBM). Namun secara nasional, porsi listrik dan BBM dalam struktur biaya produksi industri manufaktur hanya 2,48 persen, dan 3,5 persen.
"Tenaga kerja itu sekitar 13 persen. Yang paling besar, 70 persen itu adalah bahan baku," tutur Saleh ditemui usai diskusi di Jakarta, Sabtu (2/4/2016).
Sebagaimana diberitakan, pemerintah telah memutuskan penurunan harga BBM jenis premium dan solar masing-masing Rp 500 per liter. Harga baru tersebut, berlaku per 1 April 2016.
Penurunan harga BBM direspon oleh Menteri Perhubungan dengan memberikan imbauan agar tarif angkutan umum turun. Jonan di Kantor Presiden, Rabu (30/2/2016) menyampaikan segera akan mengirimkan surat ke kepala daerah untuk penertapan tarif angkutan umum yang baru. (baca: Harga BBM Turun, Tarif Transportasi Massal Diprediksi Turun 3 Persen)
Tak hanya harga BBM saja yang mengalami penurunan, penguatan kurs juga mendorong penurunan tarif listrik untuk 12 golongan non-subsidi. Sehingga, sejak November 2015, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sudah enam kali menurunkan tarif listrik non-subsidi. (baca: Sejak November, Tarif Listrik Turun Enam Kali)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.