Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuwait Tetap Tahan Produksi, Dongkrak Harga Minyak Mentah

Kompas.com - 06/04/2016, 09:05 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar minyak mentah ditutup lebih tinggi dalam perdagangan fluktuatif pada hari Selasa (5/4/2016) atau Rabu dini hari WIB.

Adapun penyebab harga minyak mentah ditutup lebih tinggi, yakni setelah Kuwait mengatakan pembekuan produksi dapat dilakukan para produsen minyak utama, meskipun tanpa campur tangan Iran.

Komentar tersebut mendongkrak sentimen perdagangan sebelum data mingguan yang diperkirakan akan menunjukkan suplai minyak mentah AS kembali mencetak rekor tinggi.

Seperti dikutip dari situs resmi Monex Investindo Futures, Gubernur Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dari Kuwait, Nawal al-Fezaia, mengatakan produsen minyak dapat menyepakati pembekuan produksi, bahkan jika Iran tidak ikut dalam aksi yang dilakukan demi menstabilkan pasar.

Pada penghujung perdagangan, harga minyak mentah naik lebih tinggi setelah data American Petroleum Institute (API) secara mengejutkan menunjukkan pengurangan 4,3 juta barel minyak pada sepekan yang lalu.

Selanjutnya, pasar akan menantikan konfirmasi dari data pemerintah AS yang akan dipublikasikan oleh Energy Information Administration (EIA).

Harga minyak mentah ditutup di level 36,56 dollar AS per barel pada perdagangan hari Selasa (5/4/2016) atau naik 3,1 persen dibandingkan harga penutupan sesi sebelumnya.

Bias bullish untuk jangka pendek dengan resisten terdekat di area 37,10 dollar AS per barel sementara support di kisaran 36.00 dollar AS per barel.

(Baca: Prospek Penahanan Produksi Memudar, Harga Minyak Kembali Jatuh).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com