JAKARTA, KOMPAS.com — "Panama Papers" yang berisi daftar nama pesohor dunia yang memiliki rekening di luar negeri menjadi perbincangan hangat pada hari-hari ini.
Di Indonesia, meski belum dipublikasikan secara utuh, ada sederet pengusaha papan atas yang disebut dalam Panama Papers.
Mereka yang masuk dalam daftar Panama Papers adalah para pengusaha yang disinyalir melarikan hartanya ke negara-negara tax haven dengan bantuan sebuah kantor firma hukum Mossack Fonseca.
Hal itu dilakukan dengan berbagai motif. Salah satunya adalah untuk menghindari pajak serta pencucian uang.
Meskipun Panama Papers belum dipublikasikan secara luas, publik juga diguncang oleh munculnya sederet daftar nama yang disinyalir memiliki rekening di luar negeri yang termuat dalam "Offshore Leak".
Nama-nama yang ada pada Offshore Leak lebih luas cakupannya, bukan hanya pengusaha, melainkan juga pejabat, akademisi, jurnalis, hingga aktivis yang terkenal dengan penolakannya terhadap neoliberalisme.
Akhirnya, muncul sebuah kerancuan bahwa nama-nama yang ada dalam Offshore Leak adalah sama dengan daftar yang ada pada Panama Papers. Lantas, apa perbedaannya?
Jurnalis Tempo yang terlibat dalam penelusuran data Panama Papers, Wahyu Dhyatmika, menuturkan, Offshore Leak adalah data nasabah yang membuka rekening luar negeri.
Data tersebut sudah dibocorkan sejak tahun 2013 dan belum tentu melakukan tindakan ilegal.
Sementara itu, Panama Papers adalah data bocoran baru yang merupakan para klien Mossack Fonseca. Para klien itu menyewa jasa perusahaan konsultan hukum ini dengan sejumlah motif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.