Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per 1 Juni, PLN Stop Subsidi Listrik ke 18 Juta Pelanggan

Kompas.com - 11/04/2016, 05:49 WIB

SUBANG, KOMPAS.com - Siap-siap, PT PLN (Persero) akan menyetop subsidi untuk pelanggan 900 volt ampere (VA). Pelaksanaannya diperkirakan mulai per Juni atau 1 Juli 2016.

Jumlah subsidi untuk pelanggan yang disetop tak tanggung- tanggung. Jumlahnya mencapai 18 juta pelanggan.

Mengutip data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dari total pelanggan 900 va sebanyak 22 juta orang yang menerima subsidi selama ini, hanya 4 juta yang sebenarnya berhak menerima subsidi.

Benny Marbun, Kepala Divisi Niaga PLN menjelaskan, nantinya akan ada dua harga yang akan diterapkan, yakni pelanggan 900 va penerima subsidi dan pelanggan 900 va tidak penerima subsidi.

"Menteri ESDM akan membuat Peraturan Menteri (Permen) ESDM dengan katagori dua harga itu," imbuhnya, Sabtu (9/4/2016) malam.

Namun, PLN belum bisa memastikan apakah nanti akan melakukan penyetopan subsidi secara bertahap kepada 18 juta pelanggan, atau sekaligus pada 1 Juni atau 1 Juli 2016.

Dengan disetopnya subsidi itu, maka nantinya mereka yang biasa membayar Rp 616 per KwH, bakal membayar Rp 1.400 per kWh.

Namun, kata Benny, bisa saja tidak langsung naik sekaligus, apabila nanti Menteri ESDM menyatakan kenaikan tarif untuk pelanggan 900 va sebanyak 18 juta itu akan bertahap per bulan, maka PLN akan mengikuti.

"Bisa saja tidak langsung bayar Rp 1.400 per kWh pada 1 Juni atau 1 Juli itu bagi 18 juta pelanggan itu. Tapi bulan ini naik sekian, lalu bukan depannya lagi naik. Sampai pada November atau Desember naik penuh," jelasnya.

Menurut Benny, PLN hanya menjalankan perintah dari keputusan rapat antara Menteri ESDM dan Komisi VII DPR. Sehingga bukan keinginan dari PLN untuk menyetop subsidi tersebut.

"Dalam rapat dengar pendapat disepakati bahwa subsidi harus tepat sasaran, sehingga harus dipastikan lagi siapa saja yang berhak menerima," katanya.

Namun dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Kementerian ESDM dan PLN diingatkan bahwa jangan sampai pelanggan yang berhak menerima subsidi malah tidak menerima.

"Makanya nanti jika ada protes dari 18 juta pelanggan itu, akan ada semacam surat di kelurahan yang bisa diisi pelanggan, nanti di sana," kata dia. (Azis Husaini)

Kompas TV Alat Penghemat Listrik Karya Anak Bangsa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com