Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kartini" dari Tim Kementan Turun Lapangan Susun Tata Kelola Air Waduk Jatigede

Kompas.com - 22/04/2016, 07:45 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian, Kamis (21/4/2016), menurunkan tim untuk melihat dan memastikan kemampuan aliran air Waduk Jatigede dalam mensuplai kebutuhan air bagi petani.

Tim ini dipimpin "Kartini" yang menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur Pertanian, Ani Andayani dan Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur Budi Indra Setiawan

"Aliran air Waduk Jatigede itu mulai aliran ke Bendung Rentang di Majalengka yang merupakan pintu gerbang pembagian air bagi irigasi lahan pertanian dan suplesi ke sungai Cimanuk bagi kawasan pangan di Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu," ujar Ani saat meninjau Waduk Jatigede bersama tim.

Ani menjelaskan memahami manajemen air irigasi yang bersumber dari Waduk Jatigede sangat penting dilakukan guna mengantisipasi terjadinya kekeringan di saat musim kemarau. 

Seperti yang telah dijelaskan oleh Konsultan Supervisi Waduk Jatigede, kini telah dirancang tata kelola air irigasi sekunder di bendung yang sedang dilakukan modernisasi di dua lokasi yaitu Waladan dan Rambatan dan rehab di Bendung Rentang. 

"Ini sangat penting mengingat saat petani akan memasuki musim tanam 2 (MT II) yaitu periode Mei hingga Agustus 2016 dimana pada periode ini Waduk Jatigede akan mengalirkan air pada debit antara 21,47 m3 per detik hingga 116,89 m3 per detik, sehingga pemenuhan terhadap kebutuhan debit air bisa mencapai 64 persen hingga 100 persen," jelas Ani melalui rilis pers ke Kompas.com.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk dan Cisanggarung, Kementerian PUPR akan melakukan sistem buka tutup pada pintu irigasi melalui Bendung Rentang selama 12 jam yakni mulai 1 April 2016 sampai dengan 31 Agustus 2016 atau selama 5 bulan.  

"Bila air dari Jatigede kini mengalir 60 m3 per detik yang sampai di bendung Rentang sekitar 50 m3 per detik atau sekitar 16 persen kehilangan," ungkap Ani berdasarkan informasi yang diperoleh dari BBWS Cimanuk dan Cisanggarung.

Ani mengungkapkan, tata kelola air harus ditinjau pula dari ketersediaan air irigasinya dimana destinasi akhir pemanfaat air di suatu daerah.

Misalnya penggunaan sumber air suplemem dimana jika aliran air dari waduk atau dari bendung belum sampai atau karena pergeseran musim hujan dan air kurang. 

"Pembuatan sumur air dangkal dengan geolistrik untuk sumber air suplemen secara persis adalah merupakan opsi solusinya seperti yang telah dilakukan di Desa Rancahan dan Desa Kedokan Gabus Kecamatan Gabus Wetan Kabupaten Indramayu," pungkas Ani.

Kompas TV Pengisian Waduk Jatigede Lambat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com