RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com – Perekonomian Brasil carut marut gara-gara krisis politik. Krisis ini membuat agenda pemakzulan presiden Brasil semakin menguat.
Dari data pemerintah yang terbut Rabu (20/4/2016) lalu, antara Desember 2015-Februari 2016 jumlah pengangguran naik 10,2 persen.
Tingkat pengangguran itu sama dengan tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) saat "Resesi Besar" di 2009.
Tahun lalu, tingkat pengangguran Brasil berada di 7,4 persen, upah pekerja jatuhr 4 persen dan inflasi tetap tinggi.
Naikknya tingkat pengangguran ini terjadi hanya beberapa hari setelah Majelis Rendah Brasil mendakwa Presiden Dilma Rousseff menyembunyikan defisit anggaran untuk memenangkan pemilihan kembali pada tahun 2014.
Jika senator Brasil memilih jalan pemakzulan pada Rouseff, maka kiprah Rouseff sebagai presiden akan berhenti di Mei.
Saat ini, 10 juta warga Brasil menganggur. Angka itu naik 3 juta lebih dari tahun lalu. Data resmi menunjukkan perekonomian negara Brasil terus merosot ke dalam resesi.
Krisis ekonomi dan skandal korupsi besar-besaran menyebabkan protes-protes massa di kota-kota di seluruh Brasil. Padahal, 100 hari lagi ibukota Brasil Rio de Jainero akan menyambit Olimpiade Musim Panas.
Ekonomi Brazil susut 3,8 persen di tahun lalu , sementara bank sentral juga memperkirakan penurunan 3,5 persen. Saat ini, Brasil yang merupakan negara terbesar di Amerika Latin telah lumpuh oleh skandal korupsi besar-besaran di BUMN minyak Petrobras dan krisis politik yang melanda.
Politisi, kontraktor dan eksekutif perusahan ikut terlibat dalam skandal ini. Sejak 2014, jaksa Brasil telah menangkap puluhan orang terkait suap. Bahkan di Maret lalu, mantan presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva ditangkap dengan tuduhan pencucian uang.