KOMPAS.com - Tiga proyek yakni pembangungan pipanisasi lepas pantai (offshore) dan menara tambat perekayasaan, pengadaan, dan konstruksi (EPC) 3 serta proyek fasilitas infrastruktur EPC 5 di lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu, di Bojonegoro, Jawa Timur rampung. Informasi ihwal tuntasnya proyek-proyek itu disampaikan pihak Rekayasa Industri dalam siaran persnya hari ini.
Berkenaan dengan hal ini, Rekayasa Industri melalui Direktur Utama Jobi Triananda Hasyim menerima penghargaan bertajuk “In Appreciation for Safe Execution of The Banyu Urip EPC 3 and 5 Offshore Pipeline & Mooring Tower and Infrastructure Facilities” yang diberikan oleh Ketua Badan Kerja Sama Participating Interest (BKS PI), Mochammad Iqbal di Jakarta, pada Kamis kemarin.
Sementara itu, catatan dari laman esdm.go.id menunjukkan sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD), investasi di Proyek Banyu Urip mencapai US$ 2,525 miliar dollar AS.Rincian investasi itu digunakan untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar 2,188 miliar dollar AS dan pengeboran sumur sebanyak 337 juta dollar AS.
Kemudian, pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak EPC yakni fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore) 72 kilometer, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur.
Cadangan minyak dan gas bumi (migas) di Blok Cepu ditemukan sejak 2001. Cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 juta barel. Pada masa produksi puncak, Lapangan Banyu Urip memiliki desain kapasitas produksi hingga 165 ribu barel minyak per hari.