LOS ANGELES, KOMPAS.com - Bobby Hoyt, 27, menjalani hidup dalam mimpi generasi millenial, yakni menjadi bos untuk diri sendiri.
Kurang dari setahun yang lalu, Hoyt meninggalkan pekerjaan tetapnya dan membuka Millennial Money Man (millennialmoneyman.com/), sebuah blog yang memberinya uang lebih banyak ketimbang gajinya sebagai instruktur band SMA.
Istrinya berencana untuk keluar dari pekerjaannya dan menjadi enterpreneur, mengikuti jejak Hoyt, beberapa tahun kedepan.
"Kami melihat orang tua kami bekerja keras sepanjang hidup mereka dan tetap tidak bisa pensiun," kata Hoyt. "Bagi kami, keseimbangan kerja dan kehidupan lebih dari sekedar tombol panas. Kebebasan untuk menjadi diri sendiri lebih penting ketimbang amannya cek gaji," lanjut dia.
Generasi millenial sangat berbeda dalam memandang aspirasi karir. Generasi ini bisa mendefinisikan dengan baik apa itu batasan norma bahagia, yang telah dibuat oleh generasi sebelumnya. Tapi, mereka tetap tidak ragu meninggalkannya.
Bahkan jika konten pekerjaan baru yang mereka miliki, baru sebatas peluang, mereka tetap ingin mencapainya. Menurut riset Fidelity Investments, riset sebelumnya menemukan fakta bahwa 66 persen generasi millenials ingin bekerja untuk diri sendiri.
"millenials, uniknya, terbekali dengan lengkap untuk menjalankan bisnisnya sendiri," kata ahli.
"Mereka sangat melek teknologi, dan teknologi memungkinkan mereka membangun bisnis startup yang ongkosnya sangat rendah," kata Duncan Rolph, managing partner di firma manajemen keuangan Miracle Mile Advisors di Los Angeles.
Bekerja untuk diri sendiri memang memiliki banyak risiko. Berikut sejumlah tips agar tetap bertahan:
1. Mulailah sebagai pekerjaan sampingan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.