Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan "Sentil" Pemprov DKI Jakarta soal Pembangunan Gedung Veteran dan Grand Indonesia

Kompas.com - 11/05/2016, 13:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengeritik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lantaran dianggap tidak mampu menciptakan tata kota yang baik. Akibatnya, pengaturan lalu lintas tidak akan berjalan dengan baik bila tata kotanya buruk.

Ia menyebutkan sejumlah bangunan yang menurutnya menjadi bukti buruknya Pemrov DKI Jakarta mengelola tata kota.

"Gedung Veteran di Semanggi, itu siapa yang ngasih izin masa ada persimpangan besar itu dikasih pusat keramaian," ujar Jonan di Kantor Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Jakarta, Rabu (11/5/2016).

"Saya yang enggak sekolah transportasi aja mikirnya kira-kira aneh," lanjut mantan Direktur Utama PT KAI tersebut.

Selama ini lalu lintas di Semanggi memang dikenal sangat padat. Pada hari-hari kerja, kemaceran parah kerap terjadi di kawasan tersebut. Selain ada pusat keramaian, di area tersebut juga berhadapan dengan pintu Tol Semanggi.

Antrean panjang untuk memasuki tol bahkan menjalar dan menyebabkan kemacetan di kawasan tersebut kian parah.

Selain Gedung Veteran, Jonan juga mengeritik pembangunan Grand Indonesia di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI).

"Itu diizinkan bangunan sedemikian besar namanya Grand Indonesia. Coba Pemrov DKI mikir," kata Jonan.

Menurut ia, pembangunan sektor transportasi tidak akan mampu mengejar pembangunan tata kota apabila pengelolaan kotanya tidak ditata dengan baik.

Seharusnya kata Jonan, setiap pembangunan gedung harus juga dipikirkan tata lalu lintasnya disekitarnya.

Ia memberikan contoh yang dilakukan oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri. Belum lama ini Bareskrim mengirim surat ke Kementerian Perhubungan. Isinya meminta izin lalu lintas sebab Bareskrim ingin membuat gedung baru.

Jonan mengatakan bahwa kritiknya tersebut bukan untuk menyalahkan orang lain atas menumpuknya masalah di sektor transportasi.

Baginya, pembenahan sektor transportasi harus juga dibarengi dengan pembenahan tata kota, terutama di Jakarta.

Tepat

Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menilai apa yang diungkapkan Jonan sangat tepat. Selama ini kata dia, perencanaan tata ruang wilayah memang kerap bermasalah dengan perencanaan sistem transportasi.

Menurut Yayat, dua persoalan tersebut tidak lepas dari persoalan kewenangan. Perencanaan tata ruang berada di pemerintah daerah, sementara kewenangan perencanaan sistem transportasi sebagian ada di pemerintah pusat.

Namun, persoalan di daerah semakin rumit sebab para pemilik modal kerap tidak mau tahu dengan perencanaan sistem transporatasi atau tata kota.

"Di sinilah dibutuhkan ketegasan pemerintah daerah. sekarang kan seperti ada kekuatan lain yang mengatur tata ruang. Jadi tata ruang menjadi tata uang (sekarang ini)," kata Yayat kepada Kompas.com.

Kompas TV Apa Penyebab Jakarta Macet?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

Whats New
Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com