Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Elka: Dana Desa untuk Bantu Petani

Kompas.com - 14/05/2016, 14:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid-I, Mari Elka Pangestu mendorong pemerintah untuk mengalokasikan Dana Desa untuk membantu kesejahteraan petani.

Hal tersebut ia sampaikan melihat makin menurunnya daya beli petani. Rilis terakhir yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) nilai tukar petani pangan di bawah level 100, yang artinya petani malah nombok dalam produksi pangan.

"Saya rasa kembali lagi bagaimana kita benar-benar mempelajari keperluan dari petani dan program untuk membantu petaninya itu lebih disesuaikan dengan keperluan petani," ucap Mari ditemui di sela-sela seminar bertajuk 'Feeding The Zone: International Cooperation, Innovation, Investment in Indo-Pacific Agriculture' di Djakarta Theater,  di Jakarta, Sabtu (14/5/2016).

"Kedua, ada potensi dari Dana Desa kalau menurut saya. Ini kan setiap desa mendapat dana ya. Jadi mungkin melalui Dana Desa yang tepat guna, bisa digunakan untuk membantu petani," kata dia lagi.

Mari melihat saat ini dukungan yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani masih perlu ditingkatkan.

Pemerintah diminta tidak hanya fokus pada produktivitas pertanian, melainkan dari pra-produksi sampai paska-produksi. Termasuk di dalamnya, imbuh Mari, soal isu pembiayaan.

Selain itu, pemerintah Jokowi perlu juga membuat rantai pasok produk pertanian lebih efisien. Kalau bisa, kata dia, para petani bisa langsung mengakses ke pasar. "Itu hal-hal yang juga bisa ditingkatkan," kata Mari.

Petani Nombok

Panen raya khususnya komoditas beras sudah terjadi beberapa bulan belakangan. Namun, dampak dari panen raya belum banyak dirasakan oleh konsumen, apalagi petani.

Bahkan ironisnya, data BPS melaporkan terjadi penurunan daya beli petani tanaman pangan sebesar 2 persen pada April 2016 dibandingkan sebulan sebelumnya, dan penurunan sebesar 3,44 persen dibandingkan April 2015.

Di tengah panen raya, petani tanaman pangan justru nombok. Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan melorot di bawah 100, di level 98,68.

"Penurunan harga gabah yang drastis tidak direspons oleh penurunan harga beras secara signifikan," kata Kepala BPS Suryamin, di Jakarta, Senin (2/5/2016).

Akibatnya, indeks harga yang dibeli petani lebih besar dibandingkan dengan yang diterima. (baca: Panen Raya, tetapi Harga Beras Masih Tinggi )

Dana Desa Dikorupsi

Pemerintah terus memperbesar alokasi Dana Desa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam APBN 2015, pemerintah mengalokasikan Rp 20,7 triliun anggaran, atau tiga persen dari transfer daerah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com