Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moody's Turunkan Peringkat Investasi Arab Saudi, Oman, dan Bahrain

Kompas.com - 16/05/2016, 10:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Indonesia kini tengah menanti peningkatan peringkat investasi dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P). Akan tetapi, penurunan peringkat malah baru saja dialami oleh tiga negara Timur Tengah akibat anjloknya harga minyak dunia.

Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service memutuskan untuk menurunkan peringkat alias credit rating Arab Saudi karena merosotnya harga minyak secara berkepanjangan.

Moody's juga menurunkan rating Bahrain dan Oman. Sementara itu, negara penghasil minyak lainnya seperti Kuwait dan Qatar tidak diubah sama sekali.

Dengan demikian, peringkat Arab Saudi berubah dari Aa3 menjadi A1 setelah dilakukan tinjauan sejak bulan Maret 2016 lalu.

Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar dunia. Namun, harga minyak mentah jatuh dari di atas 100 dollar AS pada pertengahan 2014 menjadi hanya di bawah 30 dollar AS per barel pada bulan Februari, meski telah sedikit pulih menjadi kisaran 40 dollar AS per barel.

"Kombinasi lemahnya pertumbuhan, tingginya level utang, dan kecilnya pelindung domestik dan internal membuat Kerajaan (Arab Saudi) kurang terposisi dengan baik untuk menghadapi goncangan di masa mendatang," tulis Moody's dalam laporannya.

Adapun rating Oman turun dari A3 menjadi Baa1 dan Bahrain dari Ba1 menjadi Ba2. Moody's tidak menurunkan rating Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Abu Dhabi, namun mencatat outlook negatif bagi negara-negara itu.

Harga minyak anjlok karena pertumbuhan produksi yang lebih cepat ketimbang permintaan. Selain itu, peningkatan produksi minyak serpih di Amerika Serikat juga berkontribusi pada jatuhnya harga minyak dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com