BENGKULU, KOMPAS.COM -Ternyata, 80 persen perekonomian di Provinsi Bengkulu berasal dari sektor konsumsi, bukan sektor produksi. Hal ini menjadi perhatian Bank Indonesia (BI).
Deputi Perwakilan BI di Bengkulu, Christin R Sidabutar, mengungkapkan bahwa 80 persen pertumbuhan ekonomi di Bengkulu masih ditopang oleh faktor konsumsi, bukan produksi.
"Dari 80 persen itu, sebanyak 65 persen adalah konsumsi rumah tangga. Sisanya, konsumsi pemerintah. Sektor produksi masih kecil," kata Christin, Senin (23/5/2016).
BI menilai, dengan pertumbuhan ekonomi yang didominasi oleh konsumsi menandakan perekonomian Bengkulu rapuh.
Christin mengatakan, BI beberapa kali memberikan masukan agar Pemerintah Provinsi Bengkulu segera melakukan langkah-langkah yang tepat dalam menunjang pertumbuhan produksi yang memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, pemerintah provinsi harus jeli menangkap peluang investasi. Sebab sebelumnya BI menemukan fakta bahwa 70 persen modal investasi yang masuk ke Bengkulu keluar kembali.
"Ini tentu saja merugikan daerah itu," kata dia. (Baca: 2014, Titik Nadir Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu dalam 5 Tahun Terakhir)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.