JAKARTA, KOMPAS.com - Rampungnya hasil investigasi terkait insiden salah antar penumpang internasional ke terminal domestik oleh ground handling Lion Air membuka sejumlah fakta.
Salah satu yang disorot yakni penggunaan telepon genggam sebagai alat komunikasi petugas layanan darat Lion Air.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian perhubungan (Kemenhub) Hemi Pamuraharjo, penggunaan telepon genggam sebagai alat komunikasi di bandara sangat rentan.
Selain bisa terganggu masalah sinyal, penggunaan telepon genggam juga rentan terganggu persoalan pulsa.
Dalam kasus layanan ground handling Lion Air, ternyata kerentanan itu terjadi.
"Berdasarkan hasil investigasi, ternyata pulsanya habis. Enggak bisa kontak (ke supir bus). Pulsanya si supervisi habis," ujar Hemi di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (27/5/2016).
Supervisi yang dimaksud Hemi adalah petugas yang memberikan arahan atau koordinasi kepada supir bus untuk mengantarkan penumpang dari pesawat ke terminal bandara, atau sebaliknya.
Sempat tidak adanya komunikasi antara petugas koordinasi dengan supir bus ini dinilai ada kaitannya dengan insiden salah antar penumpang internasional ke terminal domestik.
Beberapa waktu lalu, salah satu petugas ground handling Lion Air yang enggan menyebutkan namanya kepada Kompas.com mengeluhkan alat kerja mereka.
Ia ceritakan, koordinasi antara petugas ground handling di Lion Group bukan menggunakan handy talky (HT) seperti petugas di maskapai lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.