Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu "Ngotot" Pertumbuhan 5,3 Persen Bisa Tercapai Tahun Ini

Kompas.com - 03/06/2016, 11:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro optimistis asumsi pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3 persen masih bisa tercapai dengan dukungan yang kuat dari sektor konsumsi rumah tangga.

"Belanja yang akan mendukung konsumsi kita dorong pada triwulan dua, tiga, dan empat. Ini saya yakin masih bisa diperbaiki," kata Bambang saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Bambang menjelaskan konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik pada kuartal berikutnya yang didukung oleh pemberian gaji 13 dan THR kepada pegawai negeri sipil maupun swasta.

"Konsumsi pemerintah juga diharapkan membaik sejalan dengan penyerapan belanja yang optimal," ujarnya.

Selain itu, kontribusi sektor investasi terhadap pertumbuhan ekonomi juga besar, karena pembangunan proyek infrastruktur telah berjalan dan realisasi paket kebijakan ekonomi mulai memberikan dampak.

"Mudah-mudahan dengan paket kebijakan yang memberikan kemudahan berinvestasi bisa meningkatkan kinerja investasi, terutama dari investor swasta," ujar Bambang.

Namun, sektor ekspor dan impor diperkirakan belum memberikan sumbangan terhadap perekonomian, sebagai imbas dari lesunya harga komoditas dunia, meskipun diproyeksikan akan membaik dan tumbuh moderat.

"Mudah-mudahan ekspor bisa berkurang pertumbuhan negatifnya, sehingga itu bisa berpotensi memperbaiki pertumbuhan di triwulan berikutnya," jelas Bambang.

Asumsi Dasar

Pemerintah masih menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di RAPBNP 2016, atau sama seperti APBN 2016, padahal sejumlah asumsi makro sudah mengalami perubahan atau revisi turun.

Angka proyeksi tersebut dianggap sulit untuk tercapai karena pada kuartal I 2016, perekonomian nasional hanya tumbuh sebesar 4,92 persen.

Sementara itu, asumsi makro yang mengalami perubahan adalah laju inflasi dari sebelumnya 4,7 persen menjadi 4,0 persen serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari Rp 13.900 menjadi Rp 13.500.

Kemudian, harga minyak mentah Indonesia (ICP) dari 50 dollar AS menjadi 35 dollar AS per barel, lifting minyak dari 830 ribu barel menjadi 810 ribu barel per hari dan lifting gas dari 1.155 ribu barel menjadi 1.115 ribu barel setara minyak per hari.

Kompas TV Pertumbuhan Ekonomi 2014 Paling Oke?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com