JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementeri Perhubungan (Kemenhub) menargetkan jumlah penumpang kereta api (KA) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sebanyak 1,3 juta orang per hari pada 2019.
Direktur Jendral Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, untuk mencapai target tersebut diperlukan sarana dan prasana yang mendukung. Salah satunya adalah proyek double-double track (DDT) Manggarai-Cikarang.
"Pemerintah sangat memperhatikan untuk perkembangan KA di Indonesia apalagi komuter Jabodetabek. Sekarang penumpang 900 ribu orang per hari. Jadi harus memungkinkan sarana dan prasarana," ujar Prasetyo saat meninjau proyek DDT, di stasiun Manggarai, Jakarta, Sabtu (11/6/2016).
Prasetyo menjelaskan pengerjaan proyek DDT sepanjang 30 kilometer mulai dari Manggarai melawati stasiun Jatinegara, Bekasi, Cibitung dan stasiun akhir Manggarai. Awalnya, biaya untuk pengerjaan ini dibiayai dari pinjaman luar negeri yang diberikan oleh Jepang.
"Tapi belakangan dibagi-bagi menjadi tiga paket yang dinamai Paket A, B, dan B21," ucap Prasetyo.
Untuk paket A pengerjaannya dari Manggarai-Jatinegara dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 2,4 triliun-Rp 2,5 triliun. Paket A ini dibiayai oleh APBN lewat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara.
Untuk paket B itu antara Bekasi-Cikarang nilainya Rp 2,6 triliun-Rp 3 triliun. Paket ini dibiayai oleh pinjaman luar negeri tadi dari Jepang. Sementara untuk Paket B21 Jatinegara-Bekasi nilainya Rp 1 triliun. Biayanya sama dari APBN.
Prasetyo mengungkapkan progres pengerjaan proyek untuk paket A sudah sampai 5 persen, paket B sudah mencapai 60 persen, dan paket B21 baru akan dikerjakan.
Menurut dia, pengerjaan proyek terlambat itu disebabkan oleh permasalahan-permasalahan terutama masalah pembebasan tanah.
"Harusnya 2016 ini sudah selesai, tapi kita panjangkan lagi target akhir 2018 sudah selesai, 2019 bisa berjalan secara penuh. Proyek ini juga untuk KA Jabobetabek supaya lebih baik lagi," pungkas Prasetyo.