JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Marwan Jafar mendorong pemanfaatan dana desa untuk membangun pasar agar memiliki dampak langsung terhadap perekonomian desa.
Selama ini, petani kerap diresahkan oleh ulah tengkulak yang membeli produk dengan harga murah, dan menjualnya kembali dengan harga tinggi. Menurut Marwan, harga produk pertanian dari petani seyogyanya dapat dikendalikan melalui pasar desa yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Tapi sebelum membangun pasar desa, pastikan dulu jika infrastruktur dan pelayanan sosial dasar di desa sudah terpenuhi. Seperti jalan, Posyandu, PAUD dan sebagainya,” kata Marwan, dalam penjelasan resminya, Selasa (14/6/2016).
Marwan mengatakan, jika pasar desa dikendalikan oleh BUMDes, hal itu dapat memutus panjangnya rantai distribusi produk dan terhindar dari tengkulak.
“Tahun ini kami targetkan 15.000 BUMDes berhasil terbentuk. Harapannya, pasar-pasar di desa dapat dikelola oleh BUMDes, agar harga juga bisa dikendalikan. Ini juga bisa membantu meminimalisir lonjakan harga yang sering terjadi saat Ramadan,” ujarnya.
Sementara itu, pakar ekonomi IPB Jaenal Effendi mengatakan, pengembangan pasar tradisional di desa layak menjadi prioritas. Menurutnya hal tersebut menjadi poin penting, karena dapat menunjang perekonomian masyarakat desa terutama petani.
“Pasar desa atau traditional market yang sebelumnya tidak ada harus diprioritaskan. Ini penting karena di sinilah masyarakat dan petani di desa menjual produk-produknya,” kata Jaenal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.