Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2016, 07:45 WIB
Aprillia Ika

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak tercatat naik 3 persen pada penutupan perdagangan Senin (20/6/2016) waktu setempat, atau Selasa (21/6/2016) dini hari waktu Indonesia barat (WIB).

Harga minyak naik dua sesi berturut-turut, setelah hasil jajak pendapat terakhir menunjukkan lebih banyak warga Inggris ingin nearanya tetap di uni Eropa ketimbang keluar (Brexit).

Sementara itu, bensin di AS naik 5 persen sebagai hasil naiknya permintaan untuk antisipasi liburan musim panas.

Data dari firma intelijen pasar Genscape menunjukkan penurunan sebesar 568.213 barrel dari pangkalan pengiriman minyak AS di Cushing, Oklahoma, untuk pengiriman 17 Juni.

Polling Reuters juga meunjukkan stok minyak emntah AS turun 1,9 juta barel pekan lalu, sebagai penurunan dalam lima minggu.

Sementara itu perdagangan berjangka untuk bensin RBc1 naik 5 persen, tertinggi dalam enam minggu, seiring reli minyak mentah untuk produk refinasi minyak. Kemungkinan kenaikan tersebut untuk antisipasi libur musim panas dan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan AS yang jatuh 4 Juli 2016.

"Permintaan bensin terus menguat dari tahun ke tahun, dan tahun ini tepat dengan musim berkendara. Kenaikan ini akan terus menguat dalam jangka pendek," kata Chris Jarvis, analis di Caprock Risk Management di Frederick, Maryland.

Sementara itu harga minyak mentah naik setelah tiga polling opini di Kamis pekan lalu menunjukkan bahwa pendukung kampanye "In" lebih banyak ketimbang pendukung kampanye "out". Para pedagang menilai gerakan Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit hanya akan memperburuk perekonomian global.

Poundsterling naik 2,3 persen ke level 1.4685 per dollar AS. Melemahnya dollar membuat komoditas kembali "menghijau".

Kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Agustus ditutup di 1,48 dollar AS per barel atau naik 3 persen ke 50,65 dollar AS per barel.

Sementara WTI untuk pengiriman Juli naik 1,39 dollar AS per barel atau naik 2,9 persen ke level 49,37 dollar AS per barel.

Analis menilai harga minyak akan tetap menguat jika Brexit gagal dilaksanakan, tapi reli menguat akan sulit dilakukan kecuali suplai minyak kosong.

Kompas TV Infografis: Apa itu Brexit?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com