Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Jatuh, Hampir 90 Persen Warga Venezuela Tak Mampu Beli Bahan Pangan

Kompas.com - 21/06/2016, 11:23 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

CARACAS, KOMPAS.com — Jatuhnya perekonomian di Venezuela menggiring negara tersebut pada bencana kelaparan massal.

Hampir 90 persen, yakni 87 persen warga Venezuela, menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai uang untuk membeli makanan yang layak. Persentase tersebut didasarkan pada penghitungan standar hidup layak yang dibuat oleh Simon Bolivar University.

Dilaporkan pula oleh Center for Documentation and Social Analysis bahwa 72 persen penghasilan bulanan dialokasikan hanya untuk membeli bahan pangan. Segala kesulitan terkait pangan pun menimbulkan gejolak di masyarakat.

Dalam waktu dua minggu, ada sekitar 50 kerusuhan dan unjuk rasa terkait pangan. Krisis yang terjadi di Venezuela akibat kesalahan pengelolaan ekonomi dan harga minyak dunia yang jatuh.

Venezuela, anggota OPEC dan pemilik cadangan minyak terbesar dunia, amat mengandalkan ekonominya pada pendapatan ekspor minyak. Namun, Venzuela terpukul harga minyak yang jatuh drastis sejak tahun 2014.

Dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Nicolas Maduro mencoba beragam cara guna merespons bencana ekonomi tersebut.

Adapun cara yang dilakukan ialah seperti menggeser zona waktu agar jam kerja lebih panjang, memaksa para wanita tak menggunakan alat pengering rambut untuk hemat listrik, hingga memaksa para PNS untuk libur.

Data ekonomi Venezuela pun suram. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi terkontraksi 5,7 persen dan Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi negara itu akan terkontraksi 8 persen pada 2016.

Sementara itu, inflasi Venezuela saat ini mencapai 180,9 persen, tertinggi kedua di dunia.

Pada bulan Januari lalu, IMF memprediksi inflasi Venezuela akan melonjak ke posisi 720 persen pada tahun 2016 ini.

Analis dari RBC Capital Markets, Helima Croft, menyatakan, Venezuela juga terlilit krisis utang. Menurut Croft, barangkali tidak ada negara anggota OPEC yang menderita krisis ekonomi yang parah akibat harga minyak seperti yang dialami Venezuela.

"Tantangan politik dan menggunungnya utang terus menekan situasi yang memang sudah menantang. Ada kemungkinan tidak ada jalan keluar yang terlihat," kata Croft.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com