Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jatim Pastikan Proyek Air Minum Umbulan Disepakati Bulan Ini

Kompas.com - 22/06/2016, 17:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Provinsi Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menjanjikan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim bakal menyepakati proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, bulan ini.

Dengan demikian proyek air bersih yang direncanakan sejak 1973 itu bisa terealisasi.

Demikian disampaikan Direktur Program Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo usai rapat koordinasi, Rabu (22/6/2016).

Rapat yang dipimpin Darmin Nasution itu dihadiri oleh, Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, Kepala LKPP, Soekarwo, dan Direktur Utama Pertamina.

"Masalah SPAM Umbulan ini ada dua. Pertama, persetujuan dari DPRD Provinsi belum didapat Gubernur Jatim. Tadi Pak Gubernur sudah memastikan diharapkan bahwa DPRD Jatim bisa memberikan persetujuan pada bulan ini juga," kata Wahyu kepada wartawan.

Proyek senilai Rp 4,5 triliun tersebut juga terkendala persetujuan bantuan dana atau Viability Gap Fund (VGF) dari Kementerian Keuangan.

Namun dijelaskan Wahyu, VGF ini baru bisa diterbitkan Kementerian Keuangan setelah ada persetujuan dari DPAM Pasuruan terhadap studi kelayakan dan Detil Engineering Design (DED) yang disiapkan.

"Sampai saat ini belum dikeluarkan VGF karena ada beberapa isu," sambung Wahyu.

Pertama, adanya permintaan dari Kabupaten Pasuruan agar masyarakat yang berada di atas sumber air juga mendapatkan akses air bersih. Memang, kata Wahyu, kondisi di lokasi tersebut sangat rawan dengan air bersih.

"Kementerian PU sudah menyanggupi akses untuk masyarakat, asal mereka memenuhi syarat. Kementerian PU akan mengalokasikan dananya untuk akses air bersih masyarakat di empat Kecamatan, 30 desa rawan air," ucap Wahyu. Isu kedua yakni sambungan distribusi yang membutuhkan dana hingga Rp 350 miliar.

Awalnya, investasi untuk sambungan distribusi ini menjadi tanggungjawab Pemda Kabupaten Pasuruan.

Namun nampaknya hal itu akan memberatkan Pemda Kabupaten Pasuruan. "Sehingga tadi disepakati, akan dibagi antara pusat, provinsi, dan Pemda Kabupaten sendiri," kata Wahyu.

Isu lainnya yang menyebabkan VGF belum keluar yaitu soal porsi sambungan domestik dan non-domestik.

Pemda Kabupaten Pasuruan menginginkan agar porsinya 50:50. Akan tetapi, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan, yang terpenting adalah kebutuhan masyarakat terpenuhi (domestik).

Wahyu menuturkan, isu-isu tersebut diharapkan bisa selesai akhir bulan ini. Dengan begitu, pada bulan depan sudah bisa dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dengan pihak konsorsium, yakni PT Medco Gas Indonesia dan PT Bangun Cipta Kontraktor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com