Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Enggak Gampang Bikin Anggaran Surplus!

Kompas.com - 23/06/2016, 07:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro menyayangkan banyak pihak yang terkesan menggampangkan soal membuat budget atau anggaran APBN menjadi surplus.

Bambang pun memaparkan perbandingan defisit anggaran Indonesia di 2015 dengan negara-negara emerging market, negara-negara maju, dan negara-negara pengekspor minyak pada periode itu.

Hasilnya, di 2015, mayoritas negara-negara emerging market mengalami defisit yang jauh lebih dalam ketimbang Indonesia.

Hanya sedikit sekali negara yang mengalami surplus anggaran, itu pun sangat tipis. China mencetak defisit anggaran 2,74 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), India 7,1 persen PDB, sedangkan Malaysia 3,03 persen PDB.

"Ada yang masih ingat defisit kita tahun lalu berapa? 2,52 persen," kata Bambang saat buka puasa bersama wartawan, di Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Negara lain, Vietnam mengalami defisit anggaran hingga 6,5 persen PDB, Polandia 2,9 persen PDB, Argentina 7,3 PDB, Brazil 10 persen PDB, sedangkan Kolombia 2,84 persen PDB.

Adapun Meksiko dan Kostarika juga mengalami defisit anggaran masing-masing 4,07 persen dan 5,8 persen.

Negara-negara emerging market yang defisit anggarannya lebih rendah dibandingkan Indonesia seperti Peru 2,04 persen PDB, Chili 2,34 persen PDB, Turki 1,1 persen PDB, serta Filipina nol persen PDB.

Negara tetangga, Thailand pada 2015 lalu mencetak surplus anggaran tipis, yaitu 0,2 persen PDB.

"Jadi kalau kita lihat emerging yang mirip-mirip kita, itu semua defisitnya lebih tinggi dari kita. Dan sangat sedikit yang surplus. Jadi kalau semua ngomong bikin budget surplus, ya kita juga pingin, tapi tren di dunia ini hampir tidak ada yang surplus," ucap Bambang.

Kemudian, Bambang mengambil perbandingan dengan negara-negara maju. Hasilnya, beberapa negara maju mengalami defisit anggaran yang jauh di atas Indonesia, seperti Prancis (3,6 persen PDB), Jepang (5,2 persen PDB), Inggris (4,4 persen PDB), dan Amerika Serikat (3,7 persen PDB).

Defisit anggaran Italia hampir sama dengan Indonesia yakni 2,6 persen PDB, tapi Kanada lebih rendah (1,7 persen PDB). Sementara Jerman mencetak surplus anggaran 0,64 persen.

"Nah yang lebih spektakular lagi adalah negara-negara pengekspor minyak," imbuh Bambang.

Aljazair, Mesir, Saudi Arabia, Venezuela dan Oman mencetak defisit anggaran dua digit, masing-masing 15 persen, 11,7 persen, 16 persen, 18 persen dan 20 persen dari PDB.

Malang bagi UEA, yang tadinya mencetak surplus anggaran 4,9 persen, menjadi defisit 4,8 persen PDB tahun lalu.

Akan tetapi, masih ada juga negara pengekspor minyak yang defisit anggarannya di bawah 10 persen, seperti Iran dan Jordania masing-masing 2,9 persen dan 4 persen dari PDB.

Sementara itu, Kuwait dan Qatar masih bertahan dan mengalami surplus anggaran masing-masing 1,2 persen dan 10 persen.

"Jadi ini untuk pengetahuan semua, bahwa enggak gampang dapat surplus dari budget (anggaran)," kata Bambang.

"Kalau kondisi sekarang, di mana keadaan ekonomi lagi lesu dan penerimaan juga lagi susah, di sisi lain yang bisa menstimuli ya hanya pemerintah. Sehingga banyak pemerintah di sini yang terpaksa harus belanja lebih besar daripada penerimaannya," pungkas Bambang.

Kompas TV Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,1%

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com