Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota FPDIP: RUU Pengampunan Pajak Langgar Sila Ke-5 Pancasila

Kompas.com - 28/06/2016, 09:42 WIB

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com – RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) untuk mengampuni wajib pajak yang menyembunyikan asetnya di luar negeri, dinilai berpotensi melanggar sila ke-5 Pancasila, yakni “Keadilan Sosial Bagi Rakyat Indonesia”.

Denda sebesar 2 persen yang akan diberlakukan kepada wajib pajak pelanggar yang bersedia membawa masuk dananya di luar negeri ke dalam negeri, dianggap teramat kecil.

“Ini tidak adil bagi wajib pajak yang selama ini sudah mematuhi membayar pajak,” kata Indah Kurnia, anggota Komisi 11 DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) di Surabaya, Senin (27/6/2016).

“Pemerintah sangat percaya diri dengan rancangan UU yang sedang diplenokan di DPR RI ini. Begitu yakinnya, akan mendapat aliran dana masuk ke dalam negeri,” ungkap Indah.

Itu artinya, potensi penerimaan yang dimasukkan ke APBN-P 2016 sebesar Rp 165 triliun sudah dimasukkan ke dalam kebijakan fiskal oleh Kementerian Keuangan. Karenanya, telah memiliki konsekuensi politik.

Padahal, potensi penerimaan negara dari tax amnesty tersebut belum pasti benar bisa terealisasi.

"Kementerian Keuangan yakin, antara lain dengan menyatakan bahwa telah ada data pelaku usaha yang akan membawa masuk dananya ke dalam negeri by name by addres,” katanya.

Menurut Indah, pada 2018 akan ada kesepakatan internasional, yakni setiap negara bisa saling bertukar data perpajakan masing-masing negara.

“Dari pada melakukan pengampunan dengan potensi pendapatan yang kecil melalui RUU itu, hanya sekitar dua persen, kenapa tidak sekalian menunggu 2018 ketika informasi sudah bisa dibuka di luar negeri,” kata Indah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com