MALANG, KOMPAS.com – Bagi masyarakat miskin, pemberdayaan adalah cara untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi. Di Jawa Timur, misalnya, banyak dari mereka yang sudah memulai usaha. Seperti apa produk-produknya?
Skala usaha itu memang belum besar, karena masalah modal. Tak semua orang miskin juga sudah menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH). Namun, kegiatan lain yang mengikuti program itu juga dinikmati warga non-penerima PKH.
Supartun (42), misalnya, membuat usaha susu kedelai dan jamu kunyit asam dalam kemasan botol. Dia membawa produk buatannya saat pencairan tahap kedua bantuan PKH, di Kantor Pos Surabaya Selatan, Kota Surabaya, Sabtu (25/6/2016).
“Usaha yang saya bangun ini sudah berjalan satu tahun. Saya pilih ini (usaha minuman) karena bahan-bahannya mudah didapat,” ujar Tun, biasa ia disapa.
Minuman buatan Tun merupakan salah satu produk yang juga dilihat Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat bertandang ke Jawa Timur pada Sabtu dan Senin (27/6/2016).
Tun bertutur, modal usaha ini masih berasal dari miliknya sendiri. Namun, dia mengaku mendapatkan ide usaha itu dari pelatihan yang digelar Kementerian Sosial.
“Modal awal sekitar Rp 300.000, untuk beli botol kemasan, dan bahan pokok seperti kedelai, kunyit, susu, dan gula,” ujar dia.
“(Hasilnya) lumayan. Di hari biasa, saya bisa jual 20-25 botol. Nah, kalau bulan puasa bisa dua kali lipat,” sebut Tun.
Lain lagi cerita dari Kabupaten Malang. Indahyatul Mafluha (28), salah satu penerima PKH di sana, membuat usaha lilin aromatherapy. Seperti halnya Tun, dia mendapatkan ide usaha dari pelatihan Kementerian Sosial.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.