Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara "Brexit," Peringkat Kredit Uni Eropa Dipangkas

Kompas.com - 01/07/2016, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC.com

LONDON, KOMPAS.com - Agensi pemeringkatan internasional Standard & Poor's (S&P) memutuskan untuk memangkas peringkat kredit Uni Eropa setelah referendum yang memutuskan Inggris keluar dari keanggotaan uni tersebut.

Dengan demikian, peringkat kredit Uni Eropa berubah dari AA+ menjadi AA. S&P menyatakan, keputusan Brexit di Inggris telah memicu ketidakpastian yang lebih besar terhadap rencana ekonomi dan keuangan jangka panjang.

Sebelumnya pada awal pekan ini, S&P juga telah mencabut peringkat kredit AAA yang selama ini disematkan pada Inggris, dengan alasan Brexit dapat memukul sektor ekonomi dan keuangan.

"Pemeringkatan ini didasarkan kepada S&P Global Ratings yang memandang bahwa deklarasi intensi pemerintah Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa akan mengurangi fleksibilitas fiskal dan merefleksikan pelemahan kohesi politik," tulis S&P dalam pernyataannya seperti dikutip dari BBC, Jumat (1/7/2016).

S&P menjelaskan, skenario dasar yang ada sebelumnya adalah 28 negara anggota Uni Eropa akan tetap berada di dalam uni Eropa.

Meski S&P mengharapkan 27 negara anggota akan menegaskan kembali komitmen mereka, namun keluarnya Inggris tidak menutup kemungkinan adanya negosiasi baru dan rumit dalam bingkai kerja anggaran 7 tahun ke depan.

"Terus maju ke depan, memproyeksikan pendapatan, merencanakan modal jangka panjang, dan penyesuaian kepada penahan finansial utama Uni Eropa menurut kami akan menjadi topik ketidakpastian yang lebih besar," ungkap S&P.

Senin kemarin, S&P mencopot peringkat bergengsi Inggris dari AAA menjadi AA. S&P memperingatkan bahwa voting Brexit dapat berdampak pada bingkai kerja kebijakan yang sulit diprediksi, kurang stabil, dan kurang efektif pula.

Banyak ekonom telah memperingatkan konsekuensi meninggalkan Uni Eropa. IHS Global Insight, misalnya, langsung memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris dari 2 persen menjadi 1,5 persen pada tahun 2016 dan dari 2,4 persen menjadi 0,2 persen pada tahun 2017.

Pada Kamis (29/6/2016) lalu, Gubernur Bank of England Mark Carney memberi sinyal bahwa suku bunga acuan bisa dipangkas pada musim panas ini untuk membantu mendorong ekonomi Inggris.

"Beberapa pelonggaran kebijakan moneter diperlukan untuk merespon voting Brexit," ujar Carney. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com