JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI) Tulus Abadi mengatakan, selesainya beberapa ruas tol yang digadang-gadang bisa mengatasi kemacetan saat mudik Lebaran 2016 rupanya hanya impian kosong belaka.
Terbukti Jakarta-Brebes ditempuh 24 jam, pada Sabtu-Minggu kemarin. Bahkan hingga pagi ini kemacetan mengular masih terjadi. Menurut Tulus, yang terjadi saat ini hanyalah memindahkan kemacetan belaka.
"Dulu kemacetan di ruas Cikampek dan Palikanci, sekarang berpindah ke Brebes Timur. Pemerintah dan kepolisian gagal mengantisipasi kemacetan saat mudik Lebaran, khususnya di ruas tol Brebes Timur," ujar Tulus dalam laporan tertulisnya, Senin (4/7/2016).
Menurutnya, kepolisian masih kurang progresif dalam melakukan rekayasa managemen lalu lintas, terutama di pusat kemacetan, seperti pintu exit Brebes Timur.
"Seharusnya pengelola tol dan kepolisian bisa memaksa pengguna tol untuk tidak keluar di exit Brebes Timur saja. Atau ruas tol Brebes Timur ditutup saja sampai kondisi lalin mencair," imbuh Tulus.
Kementerian Perhubungan pun menurut Tulus seharusnya berani melakukan tindakan ekstrim, misalnya menggratiskan tarif tol untuk mencairkan kemacetan.
Menurut YLKI, apalah gunanya tol Brebes Timur yang didesain untuk melancarkan arus barang dan manusia, tetapi justru berfungsi sebaliknya?
"Ini namanya kemacetan berbayar! Dulu macet total di jalan Pantura, kita tidak bayar, karena jalan non tol. Sekarang kemacetan berpindah di tol berbayar! Konsumen dirugikan dua kali. Dan akhirnya hanya pengelola tol yang diuntungkan," tandas Tulus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.