JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mencatatkan adanya efisiensi setelah pembubaran Pertamina Energy Trading Limited atau Petral. Tercatat sejak awal tahun hingga Mei 2016, perseroan telah mengemat 925 juta dollar atau Rp 12,02 triliun (asumsi Rupiah Rp 13.000 per dollar).
"Efisiensi sampai Mei sekitar 925 juta dollar, lebih baik dari tahun lalu yang satu tahun 608 juta dollar," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Menurut Dwi, hasil efisiensi sebesar 925 juta dollar bisa menjadi modal Pertamina untuk bertransformasi dalam menghadapi persaingan bisnis.
"Itu menjadi modal Pertamina untuk transformasi ke arah perusahan yang bisa bersaing, untuk Pertamina bisa survive kita harus memberi harga lebih rendah. Makanya aspek efisiensi operasi menjadi pilar ke depan, disamping pengembangan up stream kilang," imbuh Dwi.
Penurunan harga minyak dunia juga kata Dwi, mendorong perusahaan lebih selektif dalam menggarap sumur pengeboran dengan mengkaji ulang seluruh kontrak pengeboran dan penggunaan jasa rig.
"Kemarin harga minyak dunia turun sampai di bawah 30 dollar per barel. Maka kita harus me-review semua cost dan salah satunya renegosiasi jasa-jasa rig dan pengeboran," pungkas Dwi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.