Bangun Kilang, Pertamina Buka Kerja Sama dengan Swasta

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) butuh dana sekitar 40 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 520 triliun untuk kurun waktu 10 tahun kedepan. Investasi ini untuk  mengembangkan dan membangun kilang.

"Kami butuh invest besar, di kilang, infra, up stream. Di kilang kami butuh 40 miliar dollar dalam 10 tahun kedepan," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (13/7/2016).

Dengan dana tersebut, Pertamina berencana meningkatkan kapasitas dan kemampuan produksi di empat kilang eksisting. "Kami akan upgrade empat kilang, Cilacap, Balikpapan yang sekarang sudah jalan. Next-nya Balongan dan Dumai, masing-masing butuh 5 miliar dollar," tutur Dwi.

Selain itu, terdapat pembangunan kilang baru yakni Kilang Tuban yang pembangunannya melibatkan Rosneft dengan nilai sebesar 13 miliar dollar AS. Dan juga ada kilang baru yang akan dibangun di Bontang.

"Kilang di Tuban dengan Rosneft butuh 13 miliar dollar AS. Kilang baru di Bontang juga butuh sekitar 12 hingga 13 miliar dollar AS," sebut Dwi.

Menurut Dwi, pihaknya akan sangat terbuka jika ada kerjasama dengan swasta yang ingin membangun kilang.

"Kami akan sangat terbuka kalau ada swasta mau bangun apakah di Arun, mau bangun di Sumatera dan sebagainya welcome saja. Nanti kami kerja sama sehingga potensi produksi nasional meningkat cukup tajam," imbuhnya.

Untuk memperoleh sejumlah pendanaan tersebut, pihaknya berencana menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi dan instrumen pinjaman lainnya. "Bisa obligasi, project loan dan sebagainya." pungkas Dwi.