NEW YORK, KOMPAS.com - Setelah menikmati pertumbuhan penjualan dua digit selama bertahun-tahun, perusahaan jaringan gerai kopi Starbucks kini menunjukkan perlambatan.
Penjualan Starbucks pada kuartal II 2016 dilaporkan hanya tumbuh 7,2 persen menjadi 5,2 miliar dollar AS.
Padahal, pada kuartal I 2016 penjualan Starbucks mencapai 9,4 persen dan tahun 2015 lalu bahkan mencapai 17 persen.
Saham Starbucks pun tenggelam 4 persen pada perdagangan Kamis (21/7/2016) waktu setempat usai laporan tersebut dipublikasikan.
"Angka (penjualan) merupakan sinyal potensial adanya perlambatan di lingkungan konsumen. Akan tetapi, Starbucks tetap merupakan pemain terbaik di industri," ujar RJ Hottovy, analis di Morningstar.
Laporan kinerja ini diumumkan setelah Starbucks menyatakan bakal menaikkan gaji karyawannya di AS sebesar setidaknya 5 persen.
Akhirnya, ini membuat harga jual menu naik 10 sampai 30 sen tergantung pada jenis minuman dan ukuran gelasnya.
Tahun ini Starbucks juga melakukan beberapa aksi korporasi besar, antara lain membeli jaringan gerai roti Italia Princi dan mengumumkan seri gerai baru yang lebih besar.
Membeli Pinci akan memungkinkan Starbucks menawarkan ragam roti dan kue yang lebih bervariasi.
Investasi-investasi tersebut barangkali menjadi salah satu penyebab kinerja Starbucks melorot.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.