Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KEIN: Repatriasi Akan Berhasil jika Imbal Hasil yang Ditawarkan Jelas

Kompas.com - 26/07/2016, 17:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) optimistis program amnesti pajak khususnya repatriasi dana dapat menggerakkan investasi di sektor riil.

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta menuturkan, hal itu dikarenakan dana-dana warga negara Indonesia (WNI) yang selama ini terparkir di luar negeri bisa masuk kembali ke Indonesia.

Arif memastikan, imbal hasil (return) investasi di sektor riil di Indonesia lebih menarik dibandingkan dengan Singapura atau negara lain.

Maka dari itu, katanya, sebenarnya tidak ada alasan bagi pemilik dana untuk tidak berinvestasi di Indonesia.

Hanya, Arif menambahkan, pemerintah harus menghilangkan faktor-faktor yang menggerus kepercayaan investor untuk membenamkan dananya di Indonesia.

Arif juga mengatakan, pemerintah harus menawarkan proyek yang bisa dimasuki dana repatriasi dengan sejelas-jelasnya.

"Pemerintah harus menawarkan kepada pihak yang akan merepatriasi dananya, proyek infrastruktur seperti apa yang akan dibiayai, prospeknya seperti apa, imbal hasil yang didapat, itu juga harus jelas," kata Arif, Selasa (26/7/2016).

Jika investasi di sektor riil tumbuh, sambungnya, maka akan terjadi pula penciptaan lapangan kerja di negara yang tengah mendapat bonus demografi ini.

Berdasarkan data Global Financial Integrity tahun 2015, dana WNI yang tercatat ada di luar negeri mencapai Rp 3.147 triliun.

Arif mengatakan, biasanya dana-dana tersebut dititipkan di wilayah yang menetapkan pajak sangat kecil atau bebas pajak (tax haven countries).

"Namun, dari total dana tersebut mungkin hanya setengahnya yang bisa masuk ke Indonesia. Hal ini disebabkan karena ada sebagian dana tersebut yang terkait dengan tindak pidana narkoba, human trafficking, dan terorisme, serta termasuk dalam tindak korupsi," imbuh Arif.

Sama dengan perkiraan Bank Indonesia (BI), Arif menaksir dana repatriasi yang masuk hanya sekitar Rp 560 triliun.

Menurut dia, potensi ini akan menambah penerimaan negara sebesar Rp 60 triliun, dan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com