JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Lion Air belum bisa menjamin bahwa kejadian keterlambatan penerbangan atau delay Tidak akan terjadi lagi. Namun, Lion Air mengklaim akan terus berbenah untuk memperbaiki kejadian-kejadian yang terjadi.
"Mohon maaf saya bukan Tuhan. Yang menjamin hanya Tuhan. Namun kami usaha untuk perbaiki diri," ujar Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines, Edward Sirait, dalam konferensi pers, di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (2/8/2017).
Edward mengatakan faktor terbesar adanya delay karena adanya masalah operasional. Namun, dirinya tidak menjelakan secara detil masalah operasional tersebut. Karena menurut dia, masalah operasional itu sangat dinamis.
"Jadi bisa saja tiba tiba karena beberapa pesawat alami penerbangan yang dia tidak bisa landing dan harus divert (dialihkan) itu kan rute terusan akan dapat delay panjang," ucapnya.
Edward mengungkapkan, dalam pertemuan Menteri Perhubungan meminta Lion Air untuk evaluasi secara komprehensif apa yang bisa mereka lakukan agar konektivitas bisa terjaga.
"Itu konektivitas harus dijaga. Sedangkan pesawat kan bergerak. Di dalam perjalan bisa terjadi sesuatu tidak? Ini yang coba kami hindari. Walaupun kami sudah usaha adakan pesawat cadangan di daerah. Namun tidak bisa kurangi," ucapnya.
Dia juga menuturkan sanksi yang diberikan pada Mei lalu berupa pelarangan tambah pesawat dan rute penerbangan adalah sanksi yang terberat. Karena, sanksi tersebut bisa menghambat pengembangan bisnis dari Lion Air.
"Sanksi terbesar adalah berbenah ke dalam untuk cari standardisasi inetrnasional. Dan itu kami jalankan," pungkasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.