Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Percepatan Akses Keuangan Kabupaten Malang Dibentuk, Inklusi Keuangan Ditingkatkan

Kompas.com - 08/08/2016, 12:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur mengukuhkan terbentuknya Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Malang, pada Senin (8/8/2016).

Hadir dalam pengukuhan tersebut, antara lain Bupati Malang Rendra Kresna, Kepala Kantor OJK Malang Indra Krisna, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Soetiono, serta anggota Komisi XI DPR-RI Andreas Edy Susetyo.

Pengukuhan TPAKD Kabupaten Malang  merupakan pengukuhan TPAKD ke-20 di seluruh wilayah Indonesia.

Pengukuhan TPAKD Kabupaten Malang dilakukan oleh Rendra dan disaksikan oleh Kusumaningtuti, di Kantor Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Kusumaningtuti mengatakan TPAKD harus memiliki program yang dapat mendorong sektor riil sehingga dapat menggerakkan ekonomi daerah.

Kusumaningtuti juga mengatakan, TPAKD harus bisa memberikan manfaat mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang masih belum mendapatkan akses ke sektor jasa keuangan.

"Dari 100 orang Indonesia hanya 60 orang yang memiliki rekening di bank, dan produk keuangan lainnya," kata dia.

Di Jawa Timur sendiri, indeks inklusi lebih tinggi dibandingkan nasional, yakni 71 persen. Namun indeks inklusi naisonal masih lebih rendah dibandingkan Thailand yang mencapai 78 persen, dan Malaysia yang mencapai 81 persen.

Indra menambahkan, selain mendorong akses keuangan seluas-luasnya kepada masyarakat, pembentukan TPAKD juga bertujuan mengaku potensi ekonomi daerah yang dapat dikembangkan dengan menggunakan produk dan layanan jasa keuangan.

"TPAKD juga diharapkan mendorong optimalisasi potensi sumber dana di daerah dalam rangka memperluas penyediaan pendanaan produktif antara lain untuk mengembangkan UMKM, usaha rintisan, dan membiayai pembangunan sektor prioritas," jelas Indra.

Potensi UMKM

Sementara itu, Rendra menuturkan, kemudahan akses keuangan khususnya di Malang sangat dibutuhkan, mengingat banyak potensi industri kecil menengah (IKM) dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kota apel itu.

"Malang memiliki 473.000 IKM dan UMKM. Artinya, mereka memerlukan fasilitas percepatan akses keuangan, permodalan, atau menyimpan uangnya atau pemasaran dan sebagainya," kata Rendra.

Dari pandangan DPR, Andreas mengatakan akses keuangan daerah sangat penting sebagai kunci mengatasi kemiskinan, di samping pendidikan dan kesehatan.

Dia berharap perbankan bisa mengucurkan kredit usaha rakyat (KUR) ke IKM dan UMKM dengan prosedur yang mudah dan tidak berbelit-belit.

"Tidak bisa bank hanya ongkang-ongkang, tidak mau ambil risiko. Justru bagaimana UMKM ini bisa segera menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi di daerah," ujar Andreas.

Kompas TV UMKM Dapat Perhatian Khusus di WIEF ke-12

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com