NEW YORK, KOMPAS.com — Laba raksasa minyak asal Amerika Serikat, Exxon, jatuh 59 persen pada kuartal II 2016 menjadi hanya 1,7 miliar dollar AS.
Laba ini merupakan yang terendah dalam 17 tahun atau sejak 1999 ketika Exxon belum merger dengan Mobil.
Saham Exxon pun langsung merosot 3 persen pada perdagangan Jumat (12/8/2016) lalu ketika perseroan mengumumkan kinerjanya. Kapitalisasi pasar Exxon pun ikut terjungkal ke posisi 363 juta dollar AS.
Mengutip CNN Money, Senin (15/8/2016), Exxon bukan satu-satunya raksasa minyak yang kinerja keuangannya ambrol.
Pesaing Exxon, Chevron, malah menderita kerugian 1,5 miliar dollar AS pada kuartal II 2016, tiga kuartal kerugian berturut-turut bagi perusahaan minyak nomor dua di AS tersebut.
Merosotnya kinerja keuangan perusahaan minyak tersebut terjadi ketika industri migas tengah merana.
Harga minyak dunia tergelincir ke posisi terendah dalam 13 tahun menjadi 26 dollar AS per barrel pada bulan Februari 2016, tetapi kemudian berhasil naik ke 50 dollar AS per barrel pada bulan Mei 2016 lalu.
Kini, harga minyak kembali merosot ke kisaran 40 dollar AS per barrel. Menurut CEO Chevron John Watson, pihaknya kini sedang berada di tengah penyesuaian terhadap kondisi harga minyak yang rendah.
"Hasil yang menurun ini merefleksikan kondisi industri yang bergejolak," ujar CEO Exxon Rex Tillerson.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.