Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Emiten Rokok Terhantam Isu Harga Rokok Bakal Rp 50.000 Per Bungkus

Kompas.com - 22/08/2016, 15:52 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada perdagangan hari ini, harga saham emiten rokok terpantau kompak berada di zona merah.

Ketiga emiten tersebut di antaranya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM).

Berdasarkan data Bloomberg terkait pergerakan saham, saham HMSP tercatat melemah 1,73 persen dari 4.040 per saham pada saat pembukaan, dan pada pukul 14.06 WIB berada pada level 3.970.

Saham WIIM terpantau turun 1,50 persen dari 400 per saham pada saat pembukaan, dan pada pukul 14.06 WIB berada pada level 394.

Saham GGRM terpantau paling besar terkoreksi hingga 2,06 persen, dari 68.000 per saham menjadi 66.250 per saham pada pukul 14.06 WIB.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, isu kenaikan harga rokok direspons negatif para investor dengan melakukan aksi ambil untung atau profit taking.

"Investor di market benci ketidakpastian, belum ada statement resmi pemerintah, hoax atau apa, tetapi sudah dimanfaatkan untuk profit taking," ujar Edwin saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/8/2016).

Menurut Edwin, isu harga yang beredar tersebut masih perlu diperiksa kebenarannya karena hingga saat ini belum ada satu pun pihak yang menyatakan bahwa harga rokok telah naik seperti yang belakangan ini beredar di media sosial.

"Mungkin berita tersebut tidak benar, sebatas wacana. Karena begini, kalau rokok Rp 50.000, orang beli rokok berkurang, kalau berkurang pendapatan emiten berkurang berarti cukai berkurang, otomatis pendapatan negara dari cukai berkurang dan beban APBN bertambah," pungkas Edwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com